Harga minyak mentah WTI naik ke sekitar level $73 per barel pasca serangan udara dan laut yang dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris terhadap milisi Houthi memicu kekhawatiran tentang pasokan.
Pasca serangan tersebut, beberapa kapal tanker memutuskan untuk mengalihkan rute pelayarannya, sementara milisi Houthi mengancam akan “membalas” serangan tersebut.
Di Libya, para pengunjuk rasa mengancam akan menutup lebih banyak ladang minyak dan gas setelah sebelumnya sempat menutup ladang Sharara, yang membuat produksi minyak Libya berkurang 300,000 barel per hari.
Sementara itu, meningkatnya produksi minyak negara-negara non-OPEC, terutama Amerika Serikat, dan adanya ketidakpastian mengenai prospek permintaan dari China, yang merupakan salah satu importir minyak terbesar di dunia, terus membebani harga minyak.