Dolar Australia menguat ke atas level $0.65 pasca Reserve Bank of Australia (RBA) merilis notulen pertemuan terakhirnya.
Notulen tersebut mengungkapkan bahwa RBA berencana untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat hingga merasa yakin bahwa tingkat inflasi akan bergerak ke arah target secara berkelanjutan. Meskipun demikian, RBA juga tetap mewaspadai risiko kenaikan inflasi.
Meskipun demikian, RBA menekankan bahwa pihaknya belum memutuskan apa pun mengenai penyesuaian kebijakan moneter di masa depan.
Para investor saat ini memperkirakan RBA akan menahan suku bunganya saat ini hingga Mei tahun depan, dan memperkirakan peluang terjadinya penurunan suku bunga pada bulan Februari adalah sekitar 38%.
Ke depan, fokus para investor akan tertuju pada rilis data aktivitas manufaktur dan jasa, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai prospek ekonomi Australia secara keseluruhan.
Terlepas dari menguatnya mata uang Dolar Australia baru-baru ini, Aussie sejauh ini masih berada di sekitar posisi terendah tiga bulan, terbebani oleh menguatnya mata uang Dolar AS, adanya ketidakpastian ekonomi di Tiongkok, dan melemahnya harga komoditas.


