BerandaIstilahOctober Effect

October Effect

October Effect adalah sebuah istilah yang sering digunakan di dunia keuangan – mengacu pada kepercayaan bahwa kinerja pasar saham selama bulan Oktober cenderung turun. Bagi banyak investor, Oktober dianggap sebagai bulan sial, karena mereka menganggap kinerja pasar saham selama bulan tersebut sering turun atau bahkan crash. Akan tetapi, apakah kepercayaan tersebut benar? Atau apakah ini hanya masalah bias psikologis? Di sini kami akan membahas apa itu October Effect dan apakah ini sesuatu yang harus dikhawatirkan oleh para investor?

Sejarah October Effect

October Effect berawal dari beberapa peristiwa penting dalam sejarah pasar saham. Salah satu yang paling terkenal adalah Stock Market Crash tahun 1929, yang terjadi pada bulan Oktober dan menjadi awal dari Great Depression. Peristiwa terkenal lainnya adalah Black Monday, yang terjadi pada 19 Oktober 1987, ketika indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 22.6% dalam satu hari.

Karena peristiwa-peristiwa tersebut terjadi pada bulan Oktober, bukan hal yang mengherankan jika banyak investor mewaspadai bulan ini. Namun, harap diperhatikan bahwa meskipun peristiwa-peristiwa tersebut menimbulkan dampak yang signifikan, peristiwa-peristiwa tersebut tidak dapat membuktikan bahwa Oktober adalah bulan yang buruk bagi pasar saham. Sebaliknya, peristiwa-peristiwa tersebut hanya menimbulkan persepsi bahwa kinerja pasar saham selama bulan Oktober cenderung lebih rentan, sehingga memunculkan kepercayaan October Effect.

Baca Juga: Apa Itu Divergence?

Apakah October Effect Terbukti?

Meskipun sebagian investor mengkhawatirkan bulan Oktober, tidak ada bukti statistik yang cukup kuat untuk mendukung persepsi bahwa kinerja pasar saham pada bulan Oktober cenderung lebih rentan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Faktanya, data historis mengungkapkan bahwa kinerja pasar saham pada bulan Oktober lebih sering membukukan hasil positif daripada negatif.

Salah satu alasan kenapa investor percaya pada October Effect adalah akibat adanya sebuah fenomena psikologis yang bernama bias konfirmasi. Investor yang percaya bahwa bulan Oktober adalah bulan yang buruk untuk pasar saham kemungkinan akan lebih memperhatikan peristiwa negatif yang terjadi pada bulan tersebut, dan mengabaikan peristiwa positif. Hal ini akan memperkuat keyakinan mereka bahwa bulan Oktober adalah bulan yang sial, meskipun faktanya tidak.

Jika melihat indeks S&P 500, yang sering digunakan sebagai tolok ukur kinerja pasar saham, rata-rata kinerjanya pada bulan Oktober cenderung sejalan dengan kinerja pada bulan-bulan lainnya. Dalam jangka panjang, kinerjanya selama bulan Oktober bahkan lebih banyak membukukan hasil positif. Pada tahun 2021 misalnya, kinerja S&P 500 selama bulan Oktober naik lebih dari 6%. Kondisi tersebut terjadi di tengah adanya sejumlah hal buruk yang terjadi sepanjang bulan Oktober, dan mengindikasikan bahwa bulan Oktober bukanlah bulan yang buruk untuk pasar saham.

Kenapa Beberapa Investor Mengkhawatirkan Bulan Oktober?

Jadi, jika October Effect tidak terbukti secara statistik, kenapa beberapa investor masih mengkhawatirkan bulan ini? Jawabannya adalah karena faktor psikologis. Peristiwa seperti krisis tahun 1929 dan 1987 terjadi secara dramatis dan mudah diingat, sehingga melekat di benak manusia. Hal ini terjadi karena manusia lebih mudah mengingat peristiwa negatif daripada peristiwa positif – sebuah konsep yang disebut sebagai bias negatif.

Selain itu, banyak investor dipengaruhi oleh media, yang terkadang membuat berita sensasional ketika pasar saham melemah. Ketika pelemahan terjadi pada bulan Oktober, hal tersebut kemungkinan besar akan menjadi sebuah berita utama, dan dikaitkan dengan October Effect. Liputan media terkait pelemahan yang terjadi pada bulan Oktober akan meningkatkan kekhawatiran tersebut, sekalipun jika kinerjanya tidak jauh lebih buruk dari bulan-bulan lainnya.

Waktu dan Pola Musiman di Pasar Saham

Meskipun bulan Oktober tidak selalu menjadi bulan terburuk di pasar saham, namun October Effect tetap menjadi bagian dari pola musiman yang dapat memengaruhi kinerja pasar saham. Contoh pola musiman lainnya adalah strategi “Sell in May and Go Away”, yang percaya bahwa kinerja pasar saham antara bulan November hingga April cenderung lebih baik dibandingkan dengan musim panas hingga awal musim gugur. Meskipun strategi ini dapat dibuktikan secara statistik, namun menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham adalah hal yang sangat sulit. Sebaliknya, sebagian besar investor yang sukses terus fokus pada strategi jangka panjang seperti buy and hold daripada mencoba memprediksi fluktuasi harga dalam jangka pendek.

Tips Menghadapi October Effect

Bagi sebagian besar investor, cara terbaik menghadapi October Effect – atau fenomena musiman lainnya – adalah dengan cara fokus pada jangka panjang. Mencoba menentukan waktu terbaik berdasarkan bulan atau faktor jangka pendek lainnya dapat menimbulkan stres serta keputusan investasi yang buruk. Seiring berjalannya waktu, kinerja pasar saham terus mengalami kenaikan, terlepas dari adanya volatilitas dalam jangka pendek.

Alih-alih mengkhawatirkan October Effect, investor sebaiknya fokus untuk mempertahankan portofolionya yang terdiversifikasi agar tetap sesuai dengan tujuan jangka panjang dan toleransi risiko. Diversifikasi akan meminimalisir risiko ketika pasar saham melemah, baik yang terjadi pada bulan Oktober maupun bulan lainnya.

Kesimpulan

Singkatnya, October Effect dapat dianggap sebagai mitos daripada kenyataan. Meskipun beberapa peristiwa terjadi pada bulan Oktober, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk mendukung asumsi bahwa kinerja pasar saham pada bulan Oktober cenderung lebih buruk daripada bulan-bulan lainnya. Faktanya, kinerja pasar saham selama bulan Oktober lebih banyak membukukan hasil positif daripada negatif, dan kekhawatiran terhadap October Effect disebabkan oleh peristiwa-peristiwa penting di masa lalu dan liputan media.

Bagi para investor, kuncinya adalah tetap fokus pada tujuan jangka panjang dan tidak terjebak pada tren musiman atau fluktuasi pasar dalam jangka pendek. Pasar saham akan selalu mengalami pasang surut, namun seiring berjalannya waktu, tetap disiplin dan berpegang teguh pada rencana investasi yang matang adalah cara terbaik untuk meraih kesuksesan – entah itu bulan Oktober atau bulan lainnya!

  • Tags
  • O

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERBARU