Dolar Australia diperdagangkan di sekitar level $0.68 di tengah menguatnya mata uang Dolar AS, terutama setelah data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan berhasil meredam spekulasi seputar penurunan suku bunga Federal Reserve.
Menurut data yang dirilis pada hari Jumat, jumlah warga AS yang bekerja di luar sektor pertanian naik lebih tinggi dari perkiraan, sehingga meredam ekspektasi bahwa The Fed akan kembali menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan November.
Di saat yang sama, Aussie juga tertekan oleh memanasnya tensi konflik di wilayah Timur Tengah, yang membuat para investor memilih aset safe haven seperti Dolar AS.
Sementara itu, para investor terus menilai prospek kebijakan moneter Reserve Bank of Australia (RBA) di tengah adanya ekspektasi bahwa RBA akan mulai menurunkan suku bunganya lebih lambat daripada bank sentral utama lainnya.
Mayoritas investor saat ini memperkirakan peluang RBA menurunkan suku bunganya pada bulan Desember adalah sekitar 70%, dan sebagian memperkirakan RBA akan mempertahankan kebijakan moneternya hingga awal tahun 2025 jika tingkat inflasi tetap tinggi.