Harga minyak mentah jenis WTI kembali naik ke atas level $67 per barel seiring meningkatnya risiko geopolitik, terutama pasca Houthi melancarkan serangan ke Laut Merah dan menyebabkan dua kapal kargo tenggelam.
Di sisi lain, para investor juga mencermati dampak dari kebijakan perdagangan terbaru Amerika Serikat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif sebesar 35% kepada Kanada mulai 1 Agustus mendatang. Trump juga mengindikasikan akan menetapkan tarif sebesar 15-20% kepada sebagian besar mitra dagang lainnya, sehingga dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global sekaligus permintaan minyak.
Sebelumnya, harga minyak sempat merosot lebih dari 2% pasca OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak global untuk tahun 2026-2029. Dalam laporan terbarunya, OPEC memperkirakan permintaan minyak pada tahun 2026 akan mencapai 106.3 juta barel per hari (bph), atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 108 juta bph. Pemangkasan ini disebut-sebut dipicu oleh melemahnya konsumsi minyak di China.
Selain itu, OPEC dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk berhenti menaikkan produksi minyaknya mulai bulan Oktober – langkah yang dipandang sebagai sinyal bahwa pasar kemungkinan akan kesulitan untuk menyerap pasokan tambahan.
