Harga minyak mentah WTI turun ke bawah level $72 per barel setelah menguatnya Dolar AS mengimbangi kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik di Timur Tengah.
Penguatan Dolar AS terjadi seiring meredanya spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya pada bulan Maret, terlebih setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengindikasikan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga seagresif perkiraan para pelaku pasar.
Menguatnya Dolar AS membuat harga minyak dalam Dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya, sehingga membebani prospek permintaan.
Sementara itu, harga minyak ditopang oleh meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, di mana militan Houthi terus mengganggu aktivitas pelayaran di Laut Merah.
Akibatnya, ada banyak kapal tanker yang memutuskan untuk mengalihkan jalur pelayarannya ke sekitar Afrika bagian Selatan, yang memakan waktu 14 hari lebih lama.
Ke depan, para investor akan tertuju pada rilis laporan bulanan OPEC untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai prospek harga minyak.