Harga minyak mentah WTI naik ke sekitar level $62.30 per barel, ditopang oleh meningkatnya ketidakpastian seputar negosiasi nuklir antara AS dan Iran. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-Ravanchi, pada hari Senin memperingatkan bahwa pembicaraan nuklir dengan AS tidak akan menghasilkan apa-apa jika AS terus bersikeras meminta Iran untuk menghentikan aktivitas pengayaan uranium.
Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina akan “segera” memulai negosiasi gencatan senjata. Gencatan senjata berpotensi mendongkrak ekspor minyak Rusia, terutama jika sejumlah sanksi dilonggarkan, sehingga berpotensi membatasi kenaikan harga minyak lebih lanjut.
Membebani harga minyak lebih lanjut, Moody’s menurunkan peringkat kredit pemerintah AS, sehingga menimbulkan kekhawatiran seputar prospek ekonomi AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Sementara itu, produksi industri dan pertumbuhan penjualan ritel China yang melambat, juga turut membebani harga minyak.