Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $82 per barel di tengah belum meredanya tensi geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Ukraina baru-baru ini menyatakan telah menyerang lebih dari 30 kilang dan fasilitas penyimpanan minyak milik Rusia, sedangkan Rusia menyalahkan AS atas serangan rudal Ukraina ke Krimeria seraya memperingatkan konsekuensi atas serangan tersebut.
Di tengah perang yang masih berkecamuk, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari dua lusin kapal yang mengirimkan minyak Rusia, dan mengeluarkan larangan untuk memuat gas alam cair (LNG) Rusia di Uni Eropa untuk dikirim ke negara-negara lain.
Di Timur Tengah, konflik antara Israel dan Hamas belum menunjukkan tanda-tanda mereda setelah mediasi yang didukung oleh AS sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata.
Di sisi lain, adanya ketidakpastian seputar prospek permintaan terus membayangi harga minyak, terlebih setelah ekonomi China menghadapi sejumlah tantangan dan Federal Reserve cenderung bersikap hati-hati dalam menurunkan suku bunganya.
