Yen Jepang diperdagangkan di sekitar level 161.6 per Dolar AS – mendekati level terendah sejak tahun 1986, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang potensi terjadinya intervensi mata uang oleh pemerintah Jepang.
Yen sendiri tertekan oleh melebarnya selisih tingkat suku bunga antara Jepang dan AS, serta meningkatnya peluang kemenangan calon Presiden AS Donald Trump.
Kurangnya urgensi dari Bank of Japan (BoJ) untuk menormalisasi kebijakan moneternya juga turut membebani Yen. Meskipun demikian, para pelaku pasar berspekulasi bahwa BoJ akan menaikkan suku bunganya pada pertemuan bulan Juli.
BoJ sendiri sebelumnya mengatakan bahwa pelemahan Yen membuat harga impor naik, sehingga mendongkrak inflasi dan berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki kembali menegaskan bahwa pemerintah Jepang tetap mewaspadai pergerakan mata uang. Dia juga mengatakan bahwa nilai tukar mata uang asing mencerminkan perpaduan dari berbagai faktor yang kompleks.