BerandaIstilahFederal Open Market Committee (FOMC)

Federal Open Market Committee (FOMC)

Buat kamu yang sering baca berita ekonomi atau suka mantengin pergerakan pasar saham dan forex, pasti pernah dengar istilah FOMC. Tapi, sebenarnya apa sih Federal Open Market Committee (FOMC) itu? Kenapa banyak banget investor, trader, sampai analis ekonomi yang sibuk menanti-nanti hasil rapat FOMC tiap kali digelar? Artikel ini bakal membahas lengkap soal FOMC, mulai dari pengertian, fungsi, sampai dampaknya ke perekonomian global, termasuk Indonesia.

Pengertian Federal Open Market Committee (FOMC)

Federal Open Market Committee (FOMC) adalah sebuah komite di dalam struktur Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) yang bertanggung jawab dalam menetapkan arah kebijakan moneter, khususnya dalam hal operasi pasar terbuka atau open market operations. Ini termasuk keputusan penting soal suku bunga acuan, kebijakan pembelian atau penjualan surat utang pemerintah AS, dan strategi moneter lainnya untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Sederhananya, FOMC ini adalah tim yang menentukan apakah The Fed bakal menaikkan atau menurunkan suku bunga, atau tetap mempertahankannya. Dan keputusan mereka ini punya pengaruh besar, bukan Cuma di AS, tapi juga ke seluruh dunia.

Struktur dan Anggota FOMC

FOMC terdiri dari 12 anggota. Tujuh di antaranya adalah anggota Dewan Gubernur The Fed (yang berbasis di Washington, D.C), termasuk Ketua The Fed sendiri. Lima anggota lainnya berasal dari 12 Presiden Bank Sentral Federal Reserve regional. Tapi, dari 12 bank regional itu, cuma satu yang selalu punya suara tetap, yaitu Presiden Federal Reserve Bank of New York. Sisanya bergantian setiap tahun.

Kombinasi antara Dewan Gubernur dan perwakilan dari bank-bank regional ini dimaksudkan agar kebijakan yang diambil mewakili kondisi ekonomi di seluruh wilayah Amerika Serikat, bukan hanya dari satu sudut pandang saja.

Fungsi dan Tugas FOMC

FOMC punya peran krusial dalam menjaga kestabilan ekonomi. Beberapa fungsi utamanya antara lain:

  • Menetapkan target suku bunga federal funds rate, yaitu suku bunga antar bank jangka pendek yang jadi acuan untuk suku bunga lainnya.
  • Mengelola likuiditas di sistem perbankan melalui pembelian atau penjualan surat utang pemerintah AS.
  • Menilai kondisi ekonomi dan risiko yang mungkin muncul, baik dari sisi inflasi maupun pengangguran.
  • Menyusun strategi jangka pendek dan menengah untuk mencapai tujuan utama The Fed, yaitu stabilitas harga, tenaga kerja maksimal, dan stabilitas sistem keuangan.

Rapat FOMC: Kapan dan Seberapa Penting?

FOMC biasanya menggelar rapat delapan kali dalam setahun, atau sekitar dua bulan sekali. Tapi, dalam situasi ekonomi yang mendesak, mereka bisa mengadakan rapat darurat. Setelah rapat, biasanya FOMC akan merilis pernyataan resmi yang langsung diperhatikan oleh para pelaku pasar keuangan.

Nah, yang bikin heboh itu bukan cuma hasil rapatnya, tapi juga nada dari pernyataan mereka. Apakah The Fed terdengar hawkish (cenderung ingin menaikkan suku bunga karena khawatir inflasi) atau dovish (cenderung ingin menurunkan suku bunga karena khawatir pertumbuhan melambat). Satu kalimat saja bisa bikin pasar naik turun!

Dampak Keputusan FOMC terhadap Pasar Global

Keputusan FOMC, terutama soal suku bunga, sangat mempengaruhi pasar global. Kok bisa? Karena dolar AS adalah mata uang cadangan dunia dan banyak transaksi internasional dilakukan dengan dolar.

Misalnya, kalau FOMC memutuskan untuk menaikkan suku bunga, maka imbal hasil dari instrumen keuangan berbasis dolar jadi lebih menarik. Investor global pun berbondong-bondong masuk ke aset dolar, sehingga mata uang lain—termasuk rupiah—bisa tertekan nilainya. Sebaliknya, kalau FOMC menurunkan suku bunga, pasar negara berkembang bisa diuntungkan karena modal asing masuk untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi.

Pasar saham, obligasi, hingga komoditas kayak emas dan minyak juga sangat terpengaruh oleh hasil rapat FOMC. Bahkan, pelaku pasar kadang bereaksi lebih ke arah ekspektasi terhadap rapat FOMC, bukan cuma hasil akhirnya.

Pengaruh FOMC ke Ekonomi Indonesia

Meskipun FOMC bukan lembaga Indonesia, tapi dampaknya ke ekonomi nasional cukup terasa. Nilai tukar rupiah, suku bunga acuan Bank Indonesia, hingga arus modal asing semua bisa terpengaruh oleh kebijakan The Fed.

Contohnya, saat The Fed agresif menaikkan suku bunga, BI juga bisa terdorong untuk menaikkan suku bunga agar menjaga stabilitas rupiah dan mencegah modal asing kabur. Ini tentu punya dampak lanjutan ke sektor riil, mulai dari pinjaman usaha, harga barang, sampai daya beli masyarakat.

Kenapa Investor dan Trader Wajib Perhatikan FOMC?

Buat investor atau trader, hasil rapat FOMC itu seperti “kompas” arah pasar ke depan. Dengan memahami arah kebijakan moneter The Fed, mereka bisa menyesuaikan portofolio investasinya. Misalnya, saat The Fed hawkish, mereka bisa lebih konservatif dan memilih aset yang lebih aman. Sebaliknya, saat dovish, bisa jadi waktu yang tepat untuk masuk ke aset berisiko.

Selain itu, FOMC juga sering menjadi “pemicu” volatilitas pasar dalam jangka pendek. Nggak heran kalau menjelang pengumuman FOMC, pasar bisa sepi karena banyak yang menahan diri untuk masuk, dan setelah pengumuman bisa langsung ramai dengan aksi beli atau jual.

Kesimpulan

FOMC bukan sekadar komite biasa. Mereka punya pengaruh besar terhadap arah ekonomi global lewat kebijakan suku bunga dan operasi pasar terbuka. Meski berada di Amerika Serikat, keputusan mereka bisa berdampak langsung ke Indonesia, mulai dari nilai tukar hingga suku bunga pinjaman.

Jadi, kalau kamu terjun di dunia keuangan, investasi, atau bahkan cuma sekadar ingin melek ekonomi, penting banget buat ngerti dan ngikutin perkembangan FOMC. Karena walau jaraknya ribuan kilometer, keputusan mereka bisa berdampak langsung ke dompet kamu!

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga