Dalam dunia trading dan investasi, terutama dalam analisis teknikal, terdapat berbagai macam indikator yang digunakan untuk membantu trader mengambil keputusan. Salah satu indikator yang cukup sering digunakan namun belum banyak dipahami oleh pemula adalah OsMA, atau Oscillator Moving Average. Nah, dalam artikel ini kita bakal kupas tuntas tentang apa itu OsMA, bagaimana cara kerjanya, kenapa indikator ini penting, dan gimana cara menggunakannya dalam trading.
Yuk, langsung aja kita mulai dari dasarnya.
Apa Itu OsMA?
OsMA adalah singkatan dari Oscillator Moving Average. Secara sederhana, OsMA merupakan selisih atau perbedaan antara nilai dari sebuah oscillator (biasanya MACD) dan nilai rata-rata bergeraknya (Moving Average dari oscillator tersebut).
Dalam bahasa yang lebih gampang:
OsMA = Oscillator – Moving Average dari Oscillator.
Oscillator di sini biasanya mengacu pada MACD (Moving Average Convergence Divergence), salah satu indikator populer yang digunakan dalam analisis teknikal untuk mengetahui arah dan kekuatan tren pasar. Jadi, OsMA pada dasarnya adalah turunan dari MACD.
Visualisasi OsMA umumnya dalam bentuk histogram (batang grafik), mirip dengan histogram MACD. Ini yang bikin OsMA gampang dibaca secara visual. Histogram ini menunjukkan apakah oscillator berada di atas atau di bawah moving average-nya.
Baca Juga: Apa Itu Crude Oil?
Kenapa OsMA Dibuat?
Indikator OsMA diciptakan untuk menyederhanakan dan memberikan gambaran visual yang lebih jelas tentang perbedaan antara MACD dan sinyalnya. Saat kamu melihat OsMA dalam bentuk histogram, kamu bisa langsung tahu apakah pasar sedang dalam momentum bullish (naik) atau bearish (turun).
Tujuan utama dari dibuatnya OsMA adalah:
- Membantu mengidentifikasi momentum pasar.
- Mendeteksi potensi perubahan arah tren.
- Memberikan sinyal beli dan jual yang lebih jelas.
Karena OsMA bekerja berdasarkan MACD dan sinyal moving average-nya, dia bisa menunjukkan kekuatan tren secara lebih tajam. Ketika nilai OsMA naik, artinya ada momentum bullish. Sebaliknya, saat OsMA turun, berarti pasar menunjukkan tanda-tanda bearish.
Cara Kerja OsMA
Seperti yang udah dijelaskan sebelumnya, OsMA adalah hasil pengurangan antara oscillator (MACD) dan moving average dari MACD itu sendiri. Untuk lebih jelas, mari kita bahas sedikit tentang cara kerja MACD dulu.
MACD biasanya dihitung dengan mengurangi dua Exponential Moving Average (EMA), misalnya:
MACD = EMA(12) – EMA(26)
Kemudian MACD ini dibandingkan dengan moving average-nya sendiri, biasanya EMA(9), yang dikenal sebagai “signal line”.
Nah, OsMA adalah:
OsMA = MACD – Signal Line
Jadi, yang kamu lihat dalam histogram OsMA adalah selisih antara garis MACD dan garis sinyalnya. Ketika histogram OsMA berada di atas garis nol (positif), itu menandakan MACD lebih besar dari garis sinyal – sinyal bullish. Kalau histogram OsMA berada di bawah garis nol (negatif), itu artinya MACD lebih kecil dari sinyal line – sinyal bearish.
Baca Juga: Apa Itu Stablecoin?
Visualisasi OsMA
Supaya kamu makin paham, ini dia ilustrasi sederhana bentuk grafik OsMA:

Batang di atas garis nol menunjukkan momentum positif (tren naik), sedangkan batang di bawah garis nol menunjukkan momentum negatif (tren turun). Panjang batang juga menunjukkan seberapa kuat momentum tersebut.
Kalau kamu lihat batang histogram makin tinggi ke atas, itu artinya momentum beli semakin kuat. Sebaliknya, kalau batang histogram makin turun ke bawah, maka momentum jual sedang meningkat.
Cara Menggunakan OsMA dalam Trading
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting: gimana sih caranya menggunakan OsMA dalam trading?
Secara umum, OsMA digunakan untuk:
Mengidentifikasi Momentum
Kamu bisa lihat kapan pasar mulai menunjukkan tanda-tanda kekuatan naik atau turun. Ketika histogram OsMA mulai naik dari bawah garis nol ke atas, itu bisa jadi awal dari tren bullish. Begitu juga sebaliknya.
Sinyal Beli dan Jual
Banyak trader menggunakan OsMA sebagai pemicu sinyal beli dan jual. Contohnya:

- Sinyal Beli: Ketika OsMA naik dan melintasi garis nol dari bawah ke atas.
- Sinyal Jual: Ketika OsMA turun dan melintasi garis nol dari atas ke bawah.
Tapi ingat ya, jangan cuma bergantung sama satu indikator. Selalu kombinasikan dengan indikator lain seperti RSI, volume, atau support & resistance untuk konfirmasi yang lebih kuat.
Divergence (Perbedaan Arah)

OsMA juga bisa menunjukkan divergence – kondisi ketika arah harga dan arah OsMA berlawanan. Misalnya, harga naik terus tapi OsMA mulai menurun, ini bisa jadi sinyal bahwa tren naik mulai melemah.
Kelebihan OsMA
- Mudah Dibaca: Karena berbentuk histogram, trader bisa langsung tahu arah dan kekuatan tren secara visual.
- Akurat sebagai sinyal momentum: OsMA efektif untuk mengukur kekuatan tren yang sedang berlangsung.
- Cocok untuk semua jenis pasar: Baik pasar saham, forex, kripto, maupun komoditas.
Kekurangan OsMA
- Lagging Indicator: Karena OsMA berdasarkan moving average, sinyal yang dihasilkan biasanya agak lambat (terlambat merespon perubahan pasar).
- Perlu Konfirmasi Tambahan: Jangan pakai OsMA sendirian. Gunakan bersamaan dengan indikator lain untuk menghindari sinyal palsu.
- Kurang Efektif di Pasar Sideways: OsMA lebih cocok digunakan saat pasar sedang trending, bukan sideways (datar).
Baca Juga: Apa Itu Sekuritas Konversi?
Kesimpulan
Jadi, OsMA (Oscillator Moving Average) adalah indikator teknikal yang menghitung selisih antara nilai oscillator (biasanya MACD) dengan rata-rata bergeraknya (moving average dari MACD). Dalam grafik, OsMA ditampilkan dalam bentuk histogram yang membantu trader untuk mengidentifikasi kekuatan tren dan menentukan momen beli atau jual.
Meskipun OsMA bukan indikator utama bagi semua trader, tapi keberadaannya sangat membantu dalam membaca pergerakan pasar secara visual dan cepat. Cocok banget buat kamu yang pengen menambah satu alat analisis lagi dalam toolbox trading kamu.
Ingat, dalam dunia trading gak ada indikator yang sempurna. Tapi dengan memahami cara kerja OsMA, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih terukur dan rasional dalam setiap aksi trading.
FAQ
OsMA adalah versi turunan dari MACD. OsMA mengukur selisih antara nilai MACD dan garis sinyalnya (moving average dari MACD). Kalau MACD ditampilkan sebagai dua garis (MACD line dan signal line), OsMA ditampilkan dalam bentuk histogram untuk mempermudah pembacaan kekuatan momentum tren.
Bisa, tapi sebaiknya tidak digunakan sendirian. OsMA memang cukup akurat dalam membaca momentum, tapi tetap disarankan untuk mengkombinasikannya dengan indikator lain seperti RSI, Stochastic, atau analisis support & resistance agar sinyal yang dihasilkan lebih valid.
OsMA paling efektif digunakan saat pasar sedang berada dalam tren yang jelas, baik itu tren naik (bullish) maupun tren turun (bearish). Dalam kondisi pasar sideways atau datar, OsMA bisa menghasilkan sinyal palsu sehingga kurang efektif.
Histogram OsMA di atas garis nol menunjukkan bahwa momentum pasar sedang naik (bullish), karena MACD lebih tinggi dari garis sinyal. Sebaliknya, jika histogram berada di bawah garis nol, itu menandakan momentum pasar menurun (bearish), karena MACD lebih rendah dari sinyalnya.
Ya, kebanyakan platform trading populer seperti MetaTrader 4 (MT4), MetaTrader 5 (MT5), dan TradingView sudah menyediakan OsMA sebagai salah satu indikator bawaan. Kamu tinggal cari di daftar indikator teknikal dan bisa langsung menggunakannya di chart yang kamu analisis.