Highest In, First Out (HIFO) adalah metode distribusi dan akuntansi inventaris di mana inventaris dengan biaya pembelian tertinggi adalah yang pertama digunakan atau dikeluarkan dari stok. Hal ini akan memengaruhi pembukuan perusahaan sehingga untuk periode waktu tertentu, biaya inventaris akan menjadi yang tertinggi untuk biaya barang yang dijual (COGS), dan inventaris akhir akan menjadi yang terendah. Penggunaan HIFO jarang terjadi atau bahkan tidak ada dan tidak diakui oleh GAAP.
Memahami Highest In, First Out
Akuntansi untuk inventaris adalah keputusan penting yang harus dibuat oleh perusahaan, dan cara inventaris dicatat akan memengaruhi laporan dan angka keuangan. Perusahaan kemungkinan akan memilih untuk menggunakan metode inventaris tertinggi masuk, pertama keluar (HIFO) jika mereka ingin mengurangi pendapatan kena pajak mereka untuk jangka waktu tertentu. Karena inventaris yang dicatat sebagai habis selalu merupakan inventaris termahal yang dimiliki perusahaan (terlepas dari kapan inventaris tersebut dibeli), perusahaan akan selalu mencatat biaya barang yang dijual maksimum. Bandingkan hal ini dengan metode pengakuan persediaan lainnya seperti last in, first out (LIFO), di mana persediaan yang paling baru dibeli dicatat sebagai yang pertama digunakan, atau first in, first out (FIFO), di mana persediaan terlama dicatat sebagai yang pertama digunakan. LIFO dan FIFO adalah metode akuntansi persediaan yang umum dan standar, tetapi LIFO-lah yang menjadi bagian dari prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Sementara itu, HIFO tidak sering digunakan dan selanjutnya tidak diakui oleh GAAP sebagai praktik standar.
Beberapa Implikasi Highest In, First Out
Sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan metode HIFO untuk mengurangi pendapatan kena pajak, tetapi ada beberapa implikasi yang perlu diperhatikan, termasuk:
- Pertama, karena tidak diakui oleh GAAP, pembukuan perusahaan mungkin akan lebih diawasi oleh auditor dan menghasilkan opini selain yang wajar tanpa pengecualian.
- Kedua, dalam lingkungan inflasi, persediaan yang diambil pertama kali dapat menjadi usang.
- Ketiga, modal kerja bersih akan berkurang dengan persediaan bernilai lebih rendah. Yang terakhir namun tidak kalah pentingnya, jika perusahaan mengandalkan pinjaman berbasis aset, nilai inventaris yang lebih rendah akan mengurangi jumlah pinjaman yang dapat diberikan.