BerandaIstilahP/E 10 Ratio

P/E 10 Ratio

Dalam dunia investasi saham, ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk menilai apakah harga suatu saham atau bahkan pasar saham secara keseluruhan sedang berada pada posisi yang wajar, terlalu mahal (overvalued), atau justru terlalu murah (undervalued). Salah satu indikator yang semakin populer di kalangan investor jangka panjang adalah P/E 10 Ratio, atau yang juga dikenal dengan nama CAPE Ratio.

P/E 10 ini bukanlah alat yang digunakan oleh spekulan harian, melainkan oleh investor yang ingin memahami arah jangka panjang pasar. Kenapa? Karena indikator ini punya pendekatan yang jauh lebih stabil dan “tenang” dalam melihat kinerja suatu saham atau indeks pasar. Kamu bisa menganggapnya seperti melihat cuaca dalam satu dekade, bukan cuma dalam satu hari. Dengan kata lain, ia membantu kamu untuk lebih fokus pada tren jangka panjang daripada terpancing oleh gejolak sesaat.

Apa Itu P/E 10 Ratio?

Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan P/E 10 Ratio?

Secara sederhana, P/E 10 Ratio adalah perbandingan antara harga saham saat ini dengan rata-rata laba per saham (EPS) yang telah disesuaikan terhadap inflasi selama sepuluh tahun terakhir. Ini berbeda dengan P/E biasa, yang hanya melihat laba dalam satu tahun terakhir. Dengan memperluas jangka waktu menjadi sepuluh tahun dan melakukan penyesuaian terhadap inflasi, indikator ini memberikan gambaran yang jauh lebih seimbang dan realistis.

Kenapa penyesuaian terhadap inflasi itu penting? Karena nilai uang berubah dari waktu ke waktu. Laba perusahaan lima atau sepuluh tahun lalu tentu tidak bisa langsung dibandingkan begitu saja dengan laba hari ini tanpa mempertimbangkan inflasi. Maka dari itu, penyesuaian ini bisa membantu kamu dalam mendapatkan angka yang benar-benar sebanding dan relevan untuk dianalisis.

Dan kenapa harus sepuluh tahun? Karena selama kurun waktu itu, biasanya sebuah perusahaan atau bahkan pasar saham akan mengalami beberapa fase berbeda dalam siklus bisnis: pertumbuhan, puncak, perlambatan, hingga resesi. Jika kamu hanya melihat data satu tahun, bisa saja kamu tertipu oleh kondisi ekonomi yang sedang tidak normal—baik terlalu baik maupun terlalu buruk. Dengan mengambil rata-rata selama sepuluh tahun, P/E 10 Ratio berusaha “meratakan” anomali tersebut agar kamu bisa melihat gambar besarnya.

P/E 10 Ratio ini dikenal juga sebagai Shiller P/E Ratio, karena pertama kali dipopulerkan oleh seorang profesor ekonomi dari Yale University, Robert Shiller. Ia menggunakan pendekatan ini dalam berbagai risetnya, termasuk dalam analisis terhadap gelembung pasar saham seperti yang terjadi sebelum krisis dot-com tahun 2000 atau krisis keuangan global tahun 2008. Menurut Shiller, pendekatan ini mampu memberikan sinyal yang lebih baik terhadap potensi risiko pasar dalam jangka panjang.

Tujuan dan Manfaat Menggunakan P/E 10 Ratio

Tujuan utama dari penggunaan P/E 10 Ratio adalah untuk membantu kamu dalam menilai apakah pasar saham secara keseluruhan, atau bahkan saham tertentu, sedang berada pada level harga yang masuk akal. Dengan kata lain, ia bisa jadi “kompas” untuk memahami apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli, menahan, atau bahkan menjual saham.

P/E biasa memang bisa memberi gambaran sekilas tentang seberapa mahal sebuah saham, tapi sayangnya rasio ini sangat rentan terhadap distorsi jangka pendek. Misalnya, di tengah krisis ekonomi, laba perusahaan bisa anjlok tajam meskipun kinerjanya sebenarnya tidak seburuk itu. Dalam situasi seperti ini, P/E biasa akan menunjukkan angka yang sangat tinggi, yang bisa salah diartikan sebagai sinyal saham sedang mahal. Padahal, jika kamu melihat dari perspektif P/E 10, bisa jadi saham tersebut justru sedang berada dalam posisi yang sangat menarik untuk dibeli.

Selain itu, indikator ini sangat berguna ketika kamu ingin membandingkan valuasi pasar saat ini dengan sejarah masa lalu. Misalnya, kamu bisa membandingkan P/E 10 Ratio indeks S&P 500 sekarang dengan rata-rata historisnya. Kalau angkanya jauh di atas rata-rata, bisa jadi pasar sedang overvalued dan risiko koreksi semakin besar. Sebaliknya, jika P/E 10 berada di bawah rata-rata historis, mungkin pasar sedang undervalued dan menyimpan potensi pertumbuhan yang menarik ke depan.

Investor legendaris seperti Warren Buffett dan Benjamin Graham sangat menekankan pentingnya melihat nilai intrinsik dan tidak terjebak pada tren jangka pendek. P/E 10 Ratio sangat sejalan dengan filosofi ini. Ia mengajak kamu untuk bersikap rasional, sabar, dan fokus pada nilai jangka panjang dari sebuah investasi, bukan hanya tergoda oleh sensasi pasar harian.

Kesimpulan

P/E 10 Ratio atau CAPE Ratio adalah alat yang sederhana tapi sangat berguna untuk kamu yang ingin berinvestasi dengan pendekatan jangka panjang. Dengan menggunakan rata-rata laba per saham yang telah disesuaikan dengan inflasi selama sepuluh tahun, rasio ini bisa membantu kamu menghindari jebakan valuasi yang menyesatkan akibat fluktuasi laba jangka pendek.

Meskipun bukan satu-satunya indikator yang harus kamu pakai, P/E 10 bisa menjadi bagian penting dari kotak alat analisis kamu sebagai investor. Ia memberikan sudut pandang yang lebih stabil dan obyektif, serta membantu kamu untuk mengembangkan kebiasaan berpikir panjang dan bijak dalam menilai peluang investasi.

Ingat, dunia investasi bukan soal siapa yang paling cepat cuan, tapi siapa yang paling konsisten dan sabar dalam mengambil keputusan. Dan untuk itu, kamu perlu alat analisis yang tidak hanya melihat hari ini, tapi juga mencermati satu dekade ke belakang — seperti yang ditawarkan oleh P/E 10 Ratio.

Signal Forex Akurat
Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga