Break-Even Price adalah jumlah uang, atau perubahan nilai, yang harus dijual untuk menutupi biaya perolehan dan kepemilikan aset. Break-Even Price juga dapat merujuk pada jumlah uang yang harus dijual untuk suatu produk atau layanan untuk menutupi biaya produksi atau penyediaan. Dalam perdagangan opsi, Break-Even Price adalah harga aset acuan di mana investor dapat memilih untuk melaksanakan atau melepaskan kontrak tanpa mengalami kerugian.
Memahami Break-Even Price
Break-Even Price dapat diterapkan pada hampir semua transaksi. Contohnya, Break-Even Price sebuah rumah adalah harga jual di mana pemilik rumah dapat menutupi harga beli rumah, bunga yang dibayarkan atas hipotek, asuransi bahaya, pajak properti, pemeliharaan, perbaikan, biaya penutupan, dan komisi penjualan real estat. Pada harga ini, pemilik rumah tidak akan mendapatkan keuntungan, tetapi juga tidak akan kehilangan uang. Break-Even Price juga digunakan dalam ekonomi manajerial untuk menentukan biaya peningkatan kemampuan produksi suatu produk. Biasanya, peningkatan volume produksi produk berarti penurunan Break-Even Price karena biaya tersebar ke lebih banyak kuantitas produk. Trader juga menggunakan Break-Even Price untuk memahami di mana harga sekuritas harus berada agar trading menguntungkan setelah biaya, ongkos, dan pajak diperhitungkan.
Rumus Break-Even Price
Break-Even Price secara matematis adalah jumlah penerimaan moneter yang sama dengan jumlah pengeluaran moneter. Dengan biaya yang sesuai dengan penjualan, transaksi terkait dikatakan impas, tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan dalam prosesnya. Untuk merumuskan Break-Even Price, seseorang cukup menggunakan jumlah total biaya bisnis atau aktivitas keuangan sebagai harga target untuk menjual produk, layanan, atau aset, atau memperdagangkan instrumen keuangan dengan tujuan mencapai titik impas. Sebagai contoh, Break-Even Price untuk menjual sebuah produk adalah jumlah dari biaya tetap unit dan biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Jadi, jika total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang adalah $20, jika barang tersebut terjual seharga $20, maka itulah Break-Even Pricenya. Cara lain untuk menghitung total titik impas untuk sebuah perusahaan adalah dengan mengambil margin laba kotor dibagi dengan total biaya tetap:
- Business break-even = gross profit margin / fixed costs atau Titik impas bisnis = margin laba kotor / biaya tetap
Untuk kontrak opsi, seperti call atau put, Break-Even Price adalah tingkat harga sekuritas yang mendasari yang sepenuhnya menutupi premi (atau biaya) opsi. Juga dikenal sebagai titik impas (BEP), yang dapat diwakili oleh rumus-rumus berikut ini untuk call atau put:
- BEPcall = strike price + premium paid
- BEPput = strike price – premium paid
atau
- BEPcall = harga kesepakatan + premi yang dibayarkan
- BEPput = harga kesepakatan – premi yang dibayarkan
Strategi Break-Even Price
Break-Even Price sebagai strategi bisnis paling umum digunakan dalam usaha komersial baru, terutama jika produk atau layanan tidak terlalu berbeda dari pesaing. Dengan menawarkan Break-Even Price yang relatif rendah tanpa markup margin, bisnis mungkin memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan lebih banyak pangsa pasar, meskipun hal ini dicapai dengan mengorbankan tidak menghasilkan keuntungan pada saat itu. Menjadi pemimpin biaya dan menjual dengan Break-Even Price mengharuskan bisnis memiliki sumber daya keuangan untuk mempertahankan periode tanpa laba. Namun, setelah membangun dominasi pasar, bisnis dapat mulai menaikkan harga ketika pesaing yang lemah tidak dapat lagi merusak upaya penetapan harga yang lebih tinggi.
Rumus berikut ini dapat digunakan untuk memperkirakan titik impas perusahaan:
- Fixed costs / (price – variable costs) = break-even point in units atau Biaya tetap / (harga – biaya variabel) = titik impas dalam unit
The break-even point/ Titik impas sama dengan total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga unit dan biaya variabel.
Efek Break-Even Price
Ada efek positif dan negatif dari bertransaksi pada Break-Even Price. Selain mendapatkan pangsa pasar dan mengusir pesaing yang ada, penetapan Break-Even Price juga membantu menetapkan penghalang bagi pesaing baru untuk memasuki pasar. Pada akhirnya, hal ini mengarah pada posisi pasar yang terkendali, karena berkurangnya persaingan. Namun, harga produk atau layanan yang relatif rendah dapat menciptakan persepsi bahwa produk atau layanan tersebut mungkin tidak terlalu berharga, yang dapat menjadi hambatan untuk menaikkan harga di kemudian hari. Jika pihak lain terlibat dalam perang harga, penetapan harga pada titik impas tidak akan cukup untuk membantu mendapatkan kendali pasar. Dengan penetapan harga yang berlomba-lomba menuju titik terendah, kerugian dapat terjadi ketika Break-Even Price memberi jalan kepada harga yang lebih rendah lagi.
Contoh Break-Even Price
Misalkan perusahaan ABC memproduksi widget. Total biaya untuk membuat widget per unit dapat dirinci sebagai berikut:
Biaya Widget
- Tenaga Kerja Langsung $5
- Bahan-bahan $2
- Biaya Produksi $3
Oleh karena itu, Break-Even Price untuk menutup biaya ABC adalah $10 per widget.
Sekarang anggaplah ABC menjadi ambisius dan tertarik untuk membuat 10.000 widget seperti itu. Untuk melakukannya, ABC harus meningkatkan skala operasi dan melakukan investasi modal yang signifikan di pabrik dan tenaga kerja. Perusahaan menginvestasikan $200.000 untuk biaya tetap, termasuk membangun pabrik dan membeli mesin untuk produksi.
Break-Even Price perusahaan untuk setiap widget dapat dihitung sebagai berikut:
- (Biaya tetap) / (jumlah unit) + harga per unit atau 200.000 / 10.000 + 10 = 30
$30 adalah Break-Even Price bagi perusahaan untuk memproduksi 10.000 widget. Break-Even Price untuk memproduksi 20.000 widget adalah $20 dengan menggunakan rumus yang sama.
Contoh: Break-Even Price untuk Kontrak Opsi
Untuk sebuah opsi beli dengan harga kesepakatan $100 dan premi yang dibayarkan sebesar $2,50, Break-Even Price yang harus dicapai oleh saham adalah $102,50; di atas level tersebut adalah keuntungan murni, di bawahnya berarti kerugian bersih.
