Gentlemen’s Agreement adalah perjanjian atau transaksi informal yang seringkali tidak tertulis yang hanya didukung oleh integritas pihak lawan untuk benar-benar mematuhi ketentuannya. Perjanjian seperti ini umumnya informal, dibuat secara lisan, dan tidak mengikat secara hukum. Meskipun sifatnya lebih kasual, pelanggaran terhadap gentlemen’s agreement dapat berdampak negatif pada hubungan bisnis jika salah satu pihak memutuskan untuk mengingkari janjinya. Gentlemen’s Agreement (juga dieja “gentleman’s agreement”) dapat atau tidak dapat disempurnakan dengan jabat tangan.
Memahami Gentlemen’s Agreement
Gentlemen’s Agreement, yang lebih merupakan poin kehormatan dan etiket, bergantung pada kesabaran dua pihak atau lebih untuk memenuhi kewajiban yang diucapkan atau tidak diucapkan. Tidak seperti kontrak yang mengikat atau perjanjian hukum, tidak ada ganti rugi yang diberikan pengadilan jika gentlemen’s agreement dilanggar. Namun, tekanan dan norma sosial membantu menjaga agar gentlemen’s agreement tetap berlaku. Memang, kerusakan reputasi seseorang dapat lebih merugikan dalam jangka panjang daripada keuntungan moneter apa pun yang mungkin timbul karena tidak mematuhi perjanjian tersebut. Kepercayaan dapat dengan cepat terkikis dalam kasus seperti itu, dan hanya sedikit orang yang ingin berbisnis dengan seseorang yang memiliki reputasi suka mengingkari perjanjian.
Cara Kerja Gentlemen’s Agreement
Gentlemen’s Agreement umumnya dibuat dalam perdagangan dan hubungan internasional, serta di sebagian besar industri. Gentlemen’s Agreement sangat lazim pada awal era industri dan hingga paruh pertama tahun 1900-an, karena regulasi sering kali tertinggal dari praktik bisnis baru. Perjanjian semacam itu ditemukan digunakan untuk mengendalikan harga dan membatasi persaingan dalam industri baja, besi, air, dan tembakau, antara lain.
Keterbatasan Gentlemen’s Agreement
Dalam kondisi terburuknya, gentlemen’s agreement dapat dibuat untuk terlibat dalam praktik anti-persaingan, seperti penetapan harga atau kuota perdagangan. Karena perjanjian ini bersifat diam-diam—tidak dituangkan di atas kertas sebagai kontrak yang sah dan mengikat—perjanjian ini dapat digunakan untuk membuat dan memberlakukan aturan yang ilegal.
Hasil akhirnya, dalam banyak kasus, dapat berupa biaya yang lebih tinggi atau produk berkualitas rendah bagi konsumen. Lebih buruk lagi, perjanjian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan praktik diskriminatif, seperti dalam “jaringan lama”. Perjanjian ini, karena bersifat informal dan sering kali tidak tertulis, tidak memiliki perlindungan hukum dan peraturan yang sama seperti kontrak formal, dan karenanya lebih sulit untuk ditegakkan.
Sejarah dan Contoh Perjanjian Ini
Perjanjian ini antara industri dan pemerintah AS umum terjadi pada tahun 1800-an dan awal 1900-an. Namun, hal ini membuat beberapa regulator percaya bahwa ada kolusi yang merajalela dan transaksi bisnis yang tidak adil. Biro Korporasi, pendahulu Komisi Perdagangan Federal (FTC), dibentuk pada tahun 1903 untuk menyelidiki praktik monopoli.
Hasilnya, dalam beberapa kasus, adalah perjanjian-perjanjian baru yang bersifat informal di mana pemodal Wall Street, seperti J.P. Morgan dan “House of Morgan”-nya, akan bertemu dengan biro itu sendiri untuk mendapatkan izin terlebih dahulu mengenai penggabungan dan pengambilalihan. Salah satu contohnya adalah perjanjian informal yang mengharuskan regulator dan Presiden mengabaikan Undang-Undang Antimonopoli Sherman untuk memungkinkan United States Steel Corp. menjadi perusahaan pertama di dunia yang bernilai miliaran dolar.
Pada tahun 1907, kepanikan pasar saham yang melanda beberapa bank investasi besar menyebabkan krisis keuangan. Kepanikan tersebut menyebabkan Presiden Theodore Roosevelt bekerja sama erat dengan J.P. Morgan untuk mengkonsolidasikan bank-bank dengan alasan bahwa hal itu akan mencegah krisis yang lebih besar.
Demikian pula, pada tahun 1907 Morgan kembali bekerja secara informal dengan Roosevelt untuk membuat perjanjian informal yang akan memungkinkan U.S. Steel untuk mengakuisisi pesaing terbesarnya, Tennessee Coal and Iron, dalam aturan yang tidak tertulis dan tidak disebutkan yang melanggar Undang-Undang Sherman.
Contoh: Gentlemen’s Agreement antara AS dan Jepang
Gentlemen’s Agreement juga dapat ditemukan dalam perjanjian perdagangan dan hubungan internasional. Salah satu contohnya adalah Gentlemen’s Agreement tahun 1907 yang membahas masalah imigrasi dari Jepang dan perlakuan buruk terhadap imigran Jepang yang sudah berada di Amerika. Perjanjian tersebut, yang tidak pernah diratifikasi oleh Kongres, membuat Jepang setuju untuk tidak lagi menerbitkan paspor bagi individu yang ingin berimigrasi ke Amerika untuk bekerja. Amerika Serikat, pada gilirannya, tidak akan lagi mengizinkan diskriminasi dan segregasi terhadap warga negara Jepang yang tinggal di Amerika.