Corporate Citizenship melibatkan tanggung jawab sosial perusahaan dan sejauh mana mereka memenuhi tanggung jawab hukum, etika, dan ekonomi, seperti yang ditetapkan oleh para pemegang saham.
Corporate Citizenship menjadi semakin penting karena investor individu dan institusional mulai mencari perusahaan yang memiliki orientasi tanggung jawab sosial seperti praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Memahami Corporate Citizenship
Corporate Citizenship mengacu pada tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Tujuannya adalah untuk menghasilkan standar hidup dan kualitas hidup yang lebih tinggi bagi masyarakat di sekitarnya dan tetap mempertahankan profitabilitas bagi para pemangku kepentingan.
Tuntutan terhadap perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial terus berkembang, mendorong investor, konsumen, dan karyawan untuk menggunakan kekuatan individu mereka untuk memaksa manajemen perusahaan bekerja lebih keras, berpikir lebih kreatif, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai mereka atau berisiko terkena dampak negatif jika mereka tidak memiliki atau mengikuti nilai-nilai ini.
Semua bisnis memiliki tanggung jawab etika dan hukum yang mendasar; namun, bisnis yang paling sukses membangun fondasi yang kuat sebagai warga korporat, yang menunjukkan komitmen terhadap perilaku etis dengan menciptakan keseimbangan antara kebutuhan para pemegang saham dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Praktik-praktik ini membantu mendatangkan konsumen dan membangun loyalitas merek dan perusahaan.
Perusahaan melewati tahapan yang berbeda selama proses pengembangan Corporate Citizenship. Perusahaan naik ke tahap yang lebih tinggi dalam corporate citizenship berdasarkan kapasitas dan kredibilitas mereka ketika mendukung kegiatan masyarakat, pemahaman yang kuat tentang kebutuhan masyarakat, dan dedikasi mereka untuk memasukkan kewarganegaraan dalam budaya dan struktur perusahaan mereka.
Perkembangan Corporate Citizenship
Lima tahap Corporate Citizenship didefinisikan sebagai:
– Dasar
– Terlibat
– Inovatif
– Terintegrasi
– Transformasi
Pada tahap dasar, kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat dasar dan belum terdefinisi karena masih sedikit kesadaran perusahaan dan sedikit atau bahkan tidak ada keterlibatan manajemen senior. Usaha kecil, khususnya, cenderung bertahan dalam tahap ini. Mereka mampu memenuhi standar kesehatan, keselamatan, dan hukum lingkungan, tetapi mereka tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk sepenuhnya mengembangkan keterlibatan masyarakat yang lebih besar.
Pada tahap pelibatan, perusahaan akan sering mengembangkan kebijakan yang mendorong keterlibatan karyawan dan manajer dalam kegiatan yang melebihi kepatuhan dasar terhadap hukum dasar. Kebijakan kewarganegaraan menjadi lebih komprehensif pada tahap inovatif, dengan meningkatkan pertemuan dan konsultasi dengan pemegang saham dan melalui partisipasi dalam forum dan outlet lain yang mempromosikan kebijakan Corporate Citizenship yang inovatif.
Pada tahap terintegrasi, kegiatan kemasyarakatan diformalkan dan menyatu dengan lancar dengan kegiatan operasional perusahaan. Kinerja dalam kegiatan kemasyarakatan dipantau, dan kegiatan ini didorong ke dalam lini bisnis.
Setelah perusahaan mencapai tahap transformasi, mereka sangat menyadari bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian integral dari strategi perusahaan. Hal ini mendorong pertumbuhan penjualan, memungkinkan ekspansi ke pasar baru, memungkinkan perekrutan talenta terbaik, memungkinkan memperoleh modal yang lebih murah, dan membangun ikatan emosional dan kecintaan terhadap merek. Keterlibatan ekonomi dan sosial merupakan aktivitas yang menyatu dalam operasi harian perusahaan pada tahap ini.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah konsep luas tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada perusahaan dan industrinya. Melalui program CSR, filantropi, dan upaya sukarela, perusahaan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekaligus meningkatkan merek mereka sendiri.
Sama pentingnya dengan CSR bagi masyarakat, CSR juga sama pentingnya bagi perusahaan. Kegiatan CSR dapat membantu menjalin ikatan yang lebih kuat antara karyawan dan perusahaan; kegiatan ini dapat meningkatkan semangat kerja dan membantu karyawan dan perusahaan untuk merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar mereka.
Agar perusahaan dapat bertanggung jawab secara sosial, pertama-tama perusahaan harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan para pemegang sahamnya. Seringkali, perusahaan yang mengadopsi program CSR telah mengembangkan bisnis mereka hingga mencapai titik di mana mereka dapat memberikan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian, CSR pada dasarnya merupakan strategi perusahaan besar. Selain itu, semakin besar dan sukses sebuah perusahaan, semakin besar pula tanggung jawabnya untuk menetapkan standar perilaku etis bagi rekan-rekannya, kompetisi, dan industrinya.
Starbucks Sebagai Contoh
Jauh sebelum penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 1992, Starbucks dikenal dengan kepeduliannya yang tinggi terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, serta komitmennya terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Starbucks telah mencapai berbagai pencapaian dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk:
– Mencapai 99% kopi yang berasal dari sumber yang etis
– Menciptakan jaringan petani global
– Mempelopori bangunan hijau di seluruh gerainya
– Berkontribusi dalam jutaan jam pelayanan masyarakat
– Menciptakan program perguruan tinggi yang inovatif untuk mitra/karyawannya
Tujuan Starbucks termasuk mempekerjakan 10.000 pengungsi di 75 negara, mengurangi dampak lingkungan dari cangkirnya, dan melibatkan karyawannya dalam kepemimpinan lingkungan.