BerandaIstilahGuerrilla Marketing

Guerrilla Marketing

Apa itu Guerrilla Marketing?

Guerrilla marketing adalah taktik pemasaran di mana perusahaan menggunakan metode dan interaksi yang mengejutkan atau tidak konvensional untuk mempromosikan produk atau layanan.

Guerrilla marketing sering kali mengandalkan interaksi personal, memiliki anggaran yang lebih kecil, berasal dari ide orisinal untuk melibatkan audiens target, dan berfokus pada kelompok promotor yang lebih kecil untuk menyebarkan berita di lokasi tertentu.

Jenis-jenis Guerrilla Marketing

Perusahaan yang menggunakan guerrilla marketing mengandalkan promosi tatap muka untuk disebarkan melalui pemasaran viral, atau dari mulut ke mulut, sehingga dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Cara ini sering digunakan untuk produk yang “edgy” dan konsumen yang lebih muda yang lebih cenderung merespons secara positif.

  • Buzz Marketing: Berfokus pada distribusi dari mulut ke mulut. Sering kali digunakan di media sosial, strategi ini bergantung pada satu pengguna yang membagikan konten dari sebuah perusahaan kepada jaringan sosial, teman, atau keluarga mereka.
  • Stealth Marketing: Strategi berbiaya rendah yang berusaha memasarkan ke pelanggan tanpa disadari oleh pelanggan, seperti mengintegrasikan produk ke dalam acara TV.
  • Ambient Marketing: Teknik yang menyatu dengan lingkungan alami, seperti iklan di bangku bus.
  • Ambush Marketing: Perusahaan menggunakan pemasaran sampingan, terlihat seperti sponsor meskipun sebenarnya bukan. Populer dalam sponsorship acara, pemasaran penyergapan adalah strategi guerrilla marketing oleh perusahaan yang ingin menghemat uang namun tetap dapat memanfaatkan acara besar.
  • Grassroot atau Marketing Akar Rumput: Perusahaan yang merangkul pemasaran akar rumput sering kali menggunakan strategi pemasaran berbiaya rendah seperti selebaran kertas, yang digunakan oleh perusahaan lokal atau kecil, pemasaran akar rumput adalah strategi yang lebih sederhana daripada memulai kampanye pemasaran.

Sejarah Guerilla Marketing

Guerrilla marketing adalah produk dari pergeseran dari pemasaran tradisional cetak, radio, dan televisi ke media elektronik, yang diciptakan oleh Jay Conrad Levinson dalam bukunya yang berjudul Guerrilla Marketing pada tahun 1984. Tujuannya adalah untuk menciptakan desas-desus tentang suatu produk atau merek untuk meningkatkan kemungkinan konsumen akan membeli produk atau layanan tersebut, atau membicarakannya dengan pembeli potensial lainnya.

Guerrilla marketing bisa sangat hemat biaya bagi bisnis kecil dan startup untuk menciptakan fenomena pemasaran viral. Teknik ini dapat berpusat pada misi utama bisnis, seperti pendidikan, beramal, pertumbuhan, teknologi, iklim, atau produktivitas, lalu perusahaan dapat merancang inisiatif yang mempromosikan nilai-nilai tersebut dalam bentuk kampanye, memberi kembali kepada masyarakat, atau meningkatkan kesadaran.

Keuntungan dan Kerugian

Guerrilla marketing bisa menjadi pilihan yang ramah anggaran. Perusahaan rintisan, bisnis lokal, atau perusahaan dengan batasan perusahaan yang lebih sedikit sering menggunakan teknik guerilla marketing. Guerrilla marketing mengandalkan cara-cara informal untuk memasarkan informasi. Para profesional pemasaran dapat menjadi kreatif dan mungkin menemukan kampanye pemasaran gerilya lebih diminati dan menyenangkan untuk diterapkan.

Namun, strategi guerrilla marketing biasanya kurang terstruktur; karena alasan ini, upaya guerrilla marketing sering kali kurang berhasil dan memiliki risiko kegagalan yang lebih besar. Para profesional pemasaran mungkin tidak dapat mengumpulkan metrik untuk mengukur apakah kampanye tersebut berhasil atau tidak.

Pro:

  • Sering kali merupakan pilihan yang lebih murah dibandingkan dengan teknik kampanye pemasaran lainnya
  • Biasanya memungkinkan kreativitas yang lebih besar
  • Dapat menjangkau audiens yang lebih luas dibandingkan dengan kampanye pemasaran tradisional

Kontra:

  • Kurangnya struktur sering kali menyebabkan upaya yang kurang berhasil
  • Dapat dilihat sebagai “mematikan” oleh beberapa individu
  • Mungkin lebih tidak dapat diprediksi karena data yang sulit dilacak atau dikumpulkan

Contoh-contoh Guerilla Marketing

Menjelang perilisan “Deadpool,” karakter Marvel ini mengeluarkan profil Tinder-nya. Karena Tinder bukanlah cara yang biasa digunakan untuk mempromosikan film, pendekatan yang tidak masuk akal untuk mengiklankan film dan karakter ini adalah contoh kuat dari guerilla marketing.

Para mahasiswa yang tidak curiga di Queens, New York, menerima dosis “kebahagiaan” yang tidak diminta dari Coca-Cola dalam kampanye guerrilla marketing. Dipersenjatai dengan manusia sungguhan, mesin penjual otomatis yang dijuluki “Mesin Kebahagiaan” juga menawarkan pizza, bunga, dan roti lapis sepanjang enam kaki. Kampanye pemasaran gerilya ini kemudian memenangkan penghargaan.

Red Bull memulai kampanye guerilla “kaleng kosong”. Dengan menempatkan kaleng kosong di tempat sampah di sekitar klub, perusahaan ini mungkin ingin menciptakan kesan bahwa minuman tersebut populer di setiap tempat.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru