BerandaIstilahJohn Stuart Mill

John Stuart Mill

John Stuart Mill (1806-1873) adalah seorang filsuf, ekonom, dan politikus berpengaruh serta karyawan tingkat tinggi East India Company. Sebagai tokoh kontroversial di Inggris abad ke-19, ia menganjurkan penggunaan teori ekonomi klasik, pemikiran filosofis, dan kesadaran sosial dalam pengambilan keputusan politik dan legislasi.

Banyak pandangannya, termasuk tentang status hukum perempuan dan isu perbudakan, bersifat progresif pada masanya. Ia adalah salah satu pendiri perkumpulan hak pilih perempuan pertama dan berpihak pada Union selama Perang Saudara AS.

Mill menggabungkan ekonomi dengan filsafat. Ia percaya pada teori moral yang disebut utilitarianisme—bahwa tindakan yang membawa kebahagiaan orang adalah benar dan tindakan yang menyebabkan penderitaan adalah salah.

Ia terkenal karena bukunya tahun 1848, Principles of Political Economy, buku teks ekonomi terkemuka selama beberapa dekade setelah penerbitannya. Karya-karya penting lainnya termasuk On Liberty, A System of Logic, The Subjection of Women, dan Utilitarianism.

Kehidupan Awal dan Pendidikan 

John Stuart Mill lahir di London, putra sulung dari sejarawan, ekonom, dan filsuf Inggris James Mill dan istrinya, Harriet Barrow. Ayahnya memberinya pendidikan yang ketat, memperkenalkannya pada bahasa Yunani pada usia tiga tahun dan bahasa Latin ketika ia berusia delapan tahun. Matematika dan teori ekonomi juga menjadi bagian dari kurikulum.

Banyak keyakinan, pemikiran, dan karya John Stuart Mill yang berpengaruh dapat dikaitkan dengan pendidikan ini dan ideologi yang diajarkan kepadanya oleh James Mill. Ayahnya berkenalan dengan ahli teori politik terkemuka Jeremy Bentham pada tahun 1808, dan bersama-sama mereka memulai gerakan politik yang menganut radikalisme filosofis dan utilitarianisme, yang menganjurkan “jumlah kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbesar.” Selama masa inilah Mill muda diindoktrinasi dengan teori ekonomi, pemikiran politik, dan keyakinan sosial yang akan membentuk karyanya di kemudian hari.

Pengaruh Kaum Romantis 

Masa kecilnya yang penuh tantangan mungkin menjadi penyebab depresi berat yang mendera Mill pada tahun 1826-1827. Ia menemukan jalan keluar dari kelesuan ini sebagian besar melalui membaca karya-karya penyair Romantis, yang karyanya tampaknya telah memberinya apresiasi atas kekuatan emosi dan urgensi untuk melakukan reformasi sosial. Hal ini membawanya ke arah baru dalam pemikirannya.

Pengaruh penting lainnya dalam kehidupan Mill adalah istrinya, Harriet Taylor, yang dinikahinya pada tahun 1830. Pasangan itu bekerja sama begitu erat dalam tulisan-tulisannya sehingga ia dikatakan menganggapnya sebagai rekan penulis dari banyak karyanya.

Mill bekerja selama bertahun-tahun untuk Perusahaan Hindia Timur yang kuat: Ia bergabung dengan perusahaan itu pada usia 16 tahun dan bekerja di sana selama 38 tahun.

Selama tahun 1865–68, Mill menjabat sebagai Anggota Parlemen (MP) yang mewakili Kota Westminster.

Prestasi Terkemuka 

Ideologi Mill 

John Stuart Mill dianggap sebagai salah satu pemimpin pemikiran Inggris paling berpengaruh dalam wacana politik, termasuk epistemologi, ekonomi, etika, metafisika, filsafat sosial dan politik.

Ia menggunakan berbagai artikel, esai, dan bukunya untuk membandingkan status hukum perempuan pada saat itu dengan status hukum budak, untuk mempromosikan empirisme radikal sebagai fungsi matematika, dan untuk memelopori prinsip bahaya—gagasan bahwa kekuasaan politik hanya boleh digunakan terhadap anggota organisasi jika kekuasaan itu digunakan untuk mencegah bahaya bagi anggota tersebut.

Meskipun sangat percaya pada kebebasan dan hak individu, sebagai seorang ekonom, Mill bukanlah pendukung konsisten sistem laissez-faire. Ia mendukung pajak dan pengawasan pemerintah, seperti peraturan tempat kerja dan batasan jam kerja.

Tulisan-tulisannya selanjutnya menunjukkan pergeseran dari kepercayaan ekonomi klasik pada pasar bebas dan kapitalisme menuju sosialisme, atau setidaknya ekonomi campuran.

Kehidupan Pribadi 

Cinta sejati Mill adalah Harriet Hardy Taylor. Setelah dua dekade bersahabat dekat (ketika ia menjadi istri orang lain), mereka menikah pada tahun 1851. Sebagai seorang pemikir dan penulis liberal yang cerdas, Taylor telah menginspirasi banyak karya Mill—ia secara terbuka mengakui pengaruh Taylor dalam The Subjection of Women—dan Taylor mungkin telah menyunting atau ikut menulis beberapa karyanya.

Tentu saja, ia membantu mengalihkan perhatian Mill ke cita-cita progresif yang ia tekuni: sosialisme, hak-hak perempuan, kebebasan individu, dan pandangan “utopis” tentang kemampuan manusia untuk berkembang.

Baca Juga