Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $63 per barel di tengah adanya tanda-tanda penurunan permintaan minyak dan menjelang berlangsungnya pertemuan antara Presiden AS dan Presiden Rusia.
Menurut data dari American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik sekitar 1.52 juta barel. Sementara itu, persediaan bensin dilaporkan turun, sedangkan persediaan distilat dilaporkan naik tipis – mengindikasikan puncak permintaan musim panas kemungkinan akan segera berakhir.
Ketidakpastian seputar geopolitik turut membayangi harga minyak. Presiden AS Donald Trump meredam optimisme bahwa pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghasilkan terobosan positif terkait perang di Ukraina. Di saat yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan menolak untuk memberikan wilayahnya kepada Rusia.
Dari sisi proyeksi pasar, Badan Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan produksi minyak mentah AS pada tahun 2025 akan mencapai rekor 13.4 juta barel per hari sebelum akhirnya turun pada tahun 2026 seiring turunnya harga minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan proyeksi permintaan minyak untuk tahun 2025, dan menaikkan proyeksi pertumbuhan permintaan untuk tahun 2026 sebesar 100 ribu barel per hari menjadi 1.38 juta barel per hari. OPEC juga memperkirakan adanya peningkatan produksi dari wilayah lain seiring turunnya produksi minyak AS.
Sementara itu, Departemen Energi AS merevisi naik perkiraan surplus pasokan minyak global pada tahun ini menjadi 1.7 juta barel per hari.