Checks and balances adalah berbagai prosedur yang ditetapkan untuk mengurangi kesalahan, mencegah perilaku yang tidak pantas, atau mengurangi risiko pemusatan kekuasaan. Checks and balances biasanya memastikan bahwa tidak ada satu orang atau departemen yang memiliki kendali mutlak atas keputusan, mendefinisikan dengan jelas tugas yang diberikan, dan memaksa kerja sama dalam menyelesaikan tugas.Istilah ini paling sering digunakan dalam konteks pemerintahan, tetapi juga mengacu pada pembatasan kekuasaan dalam bisnis dan organisasi.
Bagaimana Checks and Balances Bekerja
Pemerintah AS menjalankan checks and balances melalui tiga cabangnya: cabang legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintah AS beroperasi sebagai pemerintah yang dibatasi secara konstitusional dan terikat pada prinsip-prinsip dan tindakan yang disahkan oleh konstitusi federal – dan juga konstitusi negara bagian.
Checks and balances penting dalam bisnis dan organisasi lain di mana satu individu dapat membuat keputusan yang memengaruhi operasi. Pemeriksaan dan keseimbangan dapat menghabiskan lebih banyak uang dan mengurangi efisiensi, tetapi dapat menjadi sangat penting dalam membantu mengidentifikasi pencurian internal dan eksternal.
Dengan memisahkan tugas berbagai karyawan ke dalam peran yang jelas, bisnis dan organisasi dapat lebih baik dalam memastikan bahwa karyawan atau eksekutif yang nakal tidak dapat merusak bisnis tanpa campur tangan karyawan lain. Memiliki jenis kontrol internal seperti ini dalam bisnis dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional.
Sistem pengendalian internal bisnis publik di AS menggunakan pemeriksaan dan keseimbangan. Ini adalah persyaratan dari Sarbanes Oxley Act. Para direktur bisnis semacam itu memiliki kewajiban hukum untuk memastikan sistem pengendalian internal yang tepat yang mencakup pemeriksaan dan keseimbangan.
Checks and Balances Dalam Perekonomian Dunia
Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki enam lembaga internal: Mahkamah Internasional, Majelis Umum, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Sekretariat PBB, dan Dewan Keamanan. Masing-masing lembaga ini memiliki tanggung jawab yang berbeda, seperti menjaga perdamaian internasional, tinjauan kebijakan dan rekomendasi tentang masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan, dan pengadilan internasional.
Individu-individu yang bekerja di badan-badan ini dan badan-badan itu sendiri tidak dapat saling mempengaruhi. Mengingat PBB memiliki pengaruh global yang luas, yang berdampak pada sebagian besar negara di seluruh dunia, sangat penting bahwa arahan yang berbeda ditangani oleh kelompok-kelompok yang berbeda untuk menghindari pemusatan kekuasaan.
Contoh Checks and Balances
Konstitusi AS menyediakan checks and balances untuk pemerintah AS melalui pemisahan kekuasaan antara tiga cabang: cabang legislatif, cabang eksekutif, dan cabang yudikatif. Konstitusi memberikan kemampuan khusus kepada masing-masing dari ketiga cabang ini untuk memastikan bahwa tidak ada satu bagian pun dari pemerintah yang dapat memperoleh kekuasaan yang berlebihan dan tidak terkendali.
Checks and balances dipraktikkan oleh pemerintah AS dengan cara-cara berikut. Pertama, cabang legislatif adalah bagian dari pemerintah yang membuat undang-undang, tetapi cabang eksekutif memberikan hak veto kepada presiden, sehingga presiden dapat mengendalikan cabang legislatif.
Selain itu, cabang yudikatif, bagian dari pemerintah yang menafsirkan undang-undang yang diberlakukan oleh cabang legislatif, dapat menganggap undang-undang tertentu tidak konstitusional sehingga tidak berlaku.
Selain itu, meskipun presiden memiliki hak veto, cabang legislatif dapat membatalkan hak veto presiden dengan dua pertiga suara “supermayoritas” dari kedua majelis Kongres. Hal ini memastikan bahwa presiden tidak dapat menggunakan kekuasaannya untuk keuntungan pribadi. Cabang eksekutif juga dapat mengeluarkan perintah eksekutif, yang secara efektif menyatakan bagaimana undang-undang tertentu harus ditegakkan, tetapi cabang yudikatif dapat menganggap perintah ini tidak konstitusional.
Perintah Eksekutif
Perintah eksekutif sering kali dinyatakan untuk kepentingan negara dan jarang dianggap tidak konstitusional. Perintah eksekutif diberlakukan hanya oleh presiden sebagai kepala cabang eksekutif pemerintahan.
Namun, perintah eksekutif dapat dibatalkan oleh pemerintahan berikutnya. Misalnya, ketika Presiden Joe Biden pertama kali menjabat pada Januari 2021, ia menandatangani salah satu perintah eksekutif pertamanya, #13986 yang berjudul, Memastikan Penghitungan dan Pembagian yang Sah dan Akurat Berdasarkan Sensus Penduduk 10 Tahunan. Perintah ini secara efektif membalikkan kebijakan yang ditetapkan oleh perintah eksekutif sebelumnya yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump yang akan mengecualikan non-warga negara dari penghitungan Sensus AS.
Kesimpulan
Tanpa adanya checks and balances, satu cabang pemerintahan bisa menjadi terlalu berkuasa dan bermasalah. Di AS, tiga cabang pemerintah federal secara efektif memiliki seperangkat checks and balances: cabang legislatif sebagai Kongres (Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat), Mahkamah Agung sebagai cabang yudikatif, dan Kantor Presiden sebagai Cabang Eksekutif. Pemerintah dunia lainnya dan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memiliki sistem check and balance.