Harga emas naik ke atas level $4.140 per troy ons, yang merupakan rekor tertingginya yang baru. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah memanasnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump kembali memicu ketegangan dengan Tiongkok setelah mengancam akan memberlakukan tambahan tarif terhadap barang-barang asal Negeri Tirai Bambu dan akan memperketat aturan ekspor. Sebagai respons, pemerintah Tiongkok menyatakan akan mengambil langkah balasan jika ancaman tersebut direalisasikan.
Selain isu dagang, para investor juga masih dibayangi oleh adanya kekhawatiran atas penutupan sebagian pemerintahan AS yang berkepanjangan. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengakui bahwa situasi tersebut mulai memberikan dampak terhadap perekonomian.
Di sisi lain, para investor kini menantikan pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pertemuan tahunan National Association for Business Economics (NABE) yang digelar hari ini. Para investor berhadap pidato tersebut dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed.
Saat ini, para investor memperkirakan peluang The Fed memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Oktober adalah sekitar 97%, dan 90% pada pertemuan bulan Desember.


