Harga emas naik ke atas level $2620 per troy ons di tengah rendahnya volume perdagangan di pasar keuangan akibat musim liburan. Fokus para investor saat ini tertuju pada prospek kebijakan moneter Federal Reserve dan kebijakan tarif di bawah pemerintahan Trump, di mana keduanya dapat mempengaruhi pergerakan harga emas pada tahun depan.
Pekan lalu, Federal Reserve mengindikasikan akan menurunkan suku bunga dengan laju yang lebih lambat pada tahun 2025. Akan tetapi, hal tersebut bertentangan dengan data PCE yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga meningkatkan kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunganya lebih lanjut.
Dari sisi geopolitik, ketegangan meningkat setelah Hamas dan Israel saling menyalahkan atas ketidakmampuan mereka dalam menyelesaikan perjanjian gencatan senjata. Hal ini terjadi di tengah adanya laporan yang menyatakan bahwa negosiasi gencatan senjata telah mencatatkan kemajuan.
Harga emas sepanjang perdagangan tahun ini telah naik 27%, atau kenaikan terbesar sejak tahun 2010. Melonjaknya harga emas dipicu oleh adanya aksi beli yang dilakukan oleh bank sentral, memanasnya tensi geopolitik, dan pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh sejumlah bank sentral utama.