Harga minyak mentah WTI turun ke sekitar level $68 per barel di tengah belum meredanya kekhawatiran seputar prospek permintaan.
Upaya yang dilakukan oleh Tiongkok untuk menstimulasi ekonominya sejauh ini gagal mendongkrak harga minyak. Di saat yang sama, rendahnya tingkat inflasi juga kian meningkatkan kekhawatiran atas prospek permintaan dari negara importir minyak mentah terbesar di dunia ini.
Selain itu, menguatnya Dolar AS, yang dipicu oleh kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, kian menekan harga minyak lantaran membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya.
Di tempat terpisah, adanya secercah harapan terhadap penyelesaian konflik di Timur Tengah juga membebani harga minyak lebih lanjut.
Sementara itu, para investor tengah menantikan laporan prospek permintaan minyak global pada tahun 2025, terutama di tengah adanya kekhawatiran bahwa pasokan minyak pada tahun depan akan mengalami surplus.