Harga minyak mentah WTI merangkak naik ke atas level $71.1 per barel setelah sempat menguat sekitar 6% sepanjang perdagangan pekan lalu.
Kenaikan harga minyak baru-baru ini dipicu oleh adanya kekhawatiran terhadap prospek pasokan, terutama pasca adanya sanksi tambahan terhadap negara penghasil minyak besar yaitu Rusia dan Iran. Optimisme bahwa China akan mengucurkan lebih banyak stimulus juga turut mendongkrak harga minyak.
Selain itu, pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh sejumlah bank sentral utama di Kanada, Eropa, dan Swiss juga turut memberikan sentimen positif, di mana keputusan tersebut diharapkan dapat mendongkrak aktivitas ekonomi. Ke depan, para trader akan mencermati keputusan kebijakan moneter Federal Reserve pada akhir pekan ini. Bank sentral AS tersebut diprediksi akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps, dan keputusan tersebut diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan permintaan minyak.
Sementara itu, dari sisi pasokan, salah satu anggota OPEC+, yaitu Uni Emirat Arab, mengungkapkan rencananya untuk memangkas jumlah pengiriman minyak terhitung sejak awal tahun depan. Langkah tersebut sejalan dengan upaya OPEC+ untuk menegakkan kepatuhan dalam memenuhi target produksi, yang bertujuan untuk menstabilkan pasar minyak global.
