Harga minyak mentah WTI terkoreksi ke sekitar level $82.5 per barel menyusul adanya aksi profit taking menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve.
Harga minyak juga tertekan oleh penguatan mata uang Dolar AS, karena membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya, sehingga berpotensi mengurangi permintaan minyak.
Di tempat terpisah, sebuah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 1.519 juta barel pada pekan lalu, setelah sempat turun 5.521 juta barel pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, harga minyak sempat naik ke sekitar level tertinggi lima bulan pasca serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak Rusia meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan.
Di saat yang sama, Irak juga mengumumkan sebuah rencana untuk mengurangi ekspor minyak mentahnya menjadi 3.3 juta barel per hari dalam beberapa bulan mendatang guna memenuhi kuota OPEC+, sementara ekspor minyak mentah Arab Saudi dilaporkan turun dua bulan berturut-turut.