Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $69.4 per barel setelah sempat turun lebih dari 8% sepanjang perdagangan pekan lalu.
Harga minyak sejauh ini terus tertekan oleh adanya kekhawatiran seputar prospek permintaan dan pasokan, terutama setelah IEA dan OPEC memangkas proyeksi permintaan minyak dengan alasan turunnya konsumsi minyak China – salah satu importir minyak terbesar di dunia.
Harga minyak tertekan lebih lanjut setelah produksi kilang minyak China dilaporkan turun enam bulan berturut-turut – dipicu oleh adanya peralihan ke kendaraan listrik.
Sementara itu, PBoC memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga pinjaman ke rekor terendah sebagai bagian dari stimulus pasca pertumbuhan ekonomi China pada Q3 2024 lebih rendah dari ekspektasi.
Di tempat terpisah, para investor terus memantau tensi geopolitik di Timur Tengah, terutama pasca tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Di saat yang sama, Hizbullah mengumumkan adanya eskalasi konflik dengan Israel, di mana Israel sepanjang akhir pekan lalu dilaporkan telah melancarkan serangan ke pinggiran selatan Beirut dan sejumlah target lainnya.