Harga minyak mentah WTI bertahan di atas level $64 per barel di tengah adanya ketidakpastian seputar perundingan damai antara Rusia dan Ukraina.
Optimisme seputar kesepakatan damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat memudar pasca munculnya laporan yang menyatakan Rusia telah melancarkan serangan ke wilayah Ukraina yang berada di dekat perbatasan Uni Eropa, dan Ukraina melancarkan serangan balasan ke kilang minyak Rusia. Dalam perundingan sebelumnya, Rusia menginginkan sebuah konsesi besar, namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan tidak akan menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.
Di sisi lain, Amerika Serikat kembali menekan India terkait pembelian minyak dari Rusia. AS mengumumkan akan mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk produk impor dari India mulai 27 Agustus mendatang. Sebagai informasi, minyak menyumbang hampir 35% terhadap total impor India.
Harga minyak juga ditopang oleh data persediaan minyak AS terbaru. Sebuah data mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan terbesar sejak pertengahan Juni. Akan tetapi, meningkatnya persediaan di hub Cushing mengindikasikan bahwa permintaan masih relatif melemah.
Sementara itu, para investor menantikan pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell dalam pertemuan di Jackson Hole pada hari ini. Pernyataan tersebut diharapkan dapat mmeberikan sinyal terkait arah kebijakan moneter The Fed ke depan, lantaran berpotensi memengaruhi prospek permintaan minyak global.
