Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $78.5 per barel menjelang rilis data persediaan minyak mentah AS pada hari Rabu (24 Juli) besok.
Pada hari Senin, PBOC mengejutkan pasar dengan menurunkan suku bunganya guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Keputusan tersebut tampaknya berhasil meredam kekhawatiran terhadap prospek ekonomi China sekaligus meredakan kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak dari China, yang merupakan salah satu konsumen minyak mentah terbesar di dunia.
Selain itu, harga minyak juga ditopang oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek pasokan dalam jangka pendek, terlebih setelah kebakaran hutan di Kanada kembali mengancam produksi minyak di negara tersebut.
Di sisi lain, harga minyak dibayangi oleh prospek pasokan dalam jangka panjang, di mana OPEC berencana untuk mendongkrak produksi minyaknya pada Q4.
Sementara itu, investor terus mencermati dampak dari mundurnya Presiden Joe Biden dari bursa capres AS terhadap potensi perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi produksi dan regulasi minyak.
Ke depan, para investor akan menantikan rilis data persediaan minyak mentah dari API pada dini hari nanti, dan data persediaan minyak mentah dari pemerintah AS pada hari Rabu (24 Juli) malam.