Harga minyak mentah WTI anjlok ke sekitar level $62 per barel seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap produksi minyak OPEC+.
Pada pertemuan OPEC+ bulan Juni, beberapa anggota diprediksi akan kembali mengusulkan kenaikan produksi, sedangkan Kazakhstan, yang merupakan sekutu utama OPEC+, menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat memangkas produksi di sejumlah ladang minyak dan akan memprioritaskan kepentingan nasional dalam menetapkan tingkat produksi.
Sementara itu, adanya tanda-tanda positif dalam hal negosiasi perdagangan antara AS dan China menjadi katalis positif bagi harga minyak. Menurut laporan terbaru, AS akan memangkas tarif terhadap China hingga 50% guna memfasilitasi negosiasi.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mengatakan bahwa tarif saat ini tidak akan berkelanjutan, sedangkan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengklarifikasi bahwa tidak akan ada penurunan tarif secara sepihak.
Di tempat terpisah, pembicaraan nuklir antara AS dan Iran berpotensi meringankan sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran serta berpotensi mendongkrak ekspor minyak Iran. Kendati demikian, sejumlah sanksi baru yang menargetkan sektor energi Iran dikhawatirkan akan menghambat proses negosiasi tersebut.