Sempat turun ke sekitar level 69.526 per barel, harga minyak akhirnya rebound ke atas level $71 per barel setelah kekhawatiran seputar prospek pasokan berhasil mengimbangi kekhawatiran seputar prospek permintaan.
Kekhawatiran terhadap prospek pasokan terjadi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, terlebih pasca Israel melancarkan serangan ke Lebanon – serangan paling mematikan sejak tahun 2006.
Para investor juga terus memantau ancaman badai di Pantai Teluk Meksiko, lantaran berpotensi memengaruhi produksi minyak di wilayah tersebut.
Selain itu, China mengumumkan serangkaian stimulus guna mendongkrak aktivitas ekonominya, di mana hal tersebut berhasil meredakan kekhawatiran tentang prospek permintaan dari China – konsumen minyak terbesar di dunia.
Di tempat terpisah, aktivitas bisnis di Zona Euro dilaporkan mengalami pelemahan, di mana sektor jasa cenderung stagnan sedangkan sektor manufaktur cenderung melemah – memeprkuat kekhawatiran seputar prospek permintaan minyak dari Zona Euro.