Harga minyak mentah WTI naik ke sekitar level $80 per barel seiring meningkatnya risk appetite. Meskipun demikian, para investor juga masih bersikap hati-hati terhadap prospek pasokan minyak global yang lebih tinggi dan permintaan yang lebih lemah.
Sebagai upaya untuk mendongkrak ekonomi dan pasar sahamnya, China memutuskan untuk memangkas bea materai atas perdagangan saham yang akan berlaku efektif pada hari ini, sehingga memicu aksi beli pada saham-saham China serta aset berisiko lainnya.
Turunnya persediaan minyak dan pemangkasan produksi minyak oleh sejumlah anggota OPEC+ juga turut mendongkrak harga minyak.
Di sisi lain, kemungkinan dilonggarkannya sanksi terhadap sektor perminyakan Iran dan Venezuela meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan minyak mentah.
Para investor juga cenderung bersikap wait and see menjelang rilis data PMI Manufaktur dari sejumlah negara maju di tengah belum meredanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.
Tidak hanya itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa tingkat inflasi masih “terlalu tinggi” dan bank sentral “siap untuk menaikkan suku bunganya lebih lanjut jika diperlukan”.