Harga minyak mentah WTI masih terus bertahan di atas level $81 per barel. Harga minyak sejauh ini ditopang oleh turunnya persediaan minyak mentah AS dan meningkatnya spekulasi bahwa OPEC+ akan terus membatasi pasokan minyak global.
Menurut data dari EIA (Energy Information Administration), persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu anjlok sebesar 10.6 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan yakni turun 3.3 juta barel.
Di saat yang sama, para investor juga berspekulasi bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi dan ekspor minyaknya hingga bulan Oktober. Kendati demikian, kedua negara sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi mengenai hal tersebut.
Di tempat terpisah, sebuah data menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China mengalami kontraksi, namun lebih baik dari ekspektasi para investor. Di saat yang sama, sektor jasa di negara tersebut juga dilaporkan mempertahankan tren positifnya.
Dari AS, sebuah data menunjukkan bahwa ekonomi AS pada Q2 tumbuh dengan laju yang lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, jumlah lowongan pekerjaan baru juga dilaporkan turun dengan laju yang lebih tinggi dari ekspektasi, sehingga memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera berhenti menaikkan suku bunganya.