Buat kamu yang mulai tertarik terjun ke dunia investasi, pasti pernah dengar istilah obligasi. Nah, di dalam instrumen keuangan ini, ada satu komponen penting yang sering disebut-sebut, yaitu kupon obligasi. Meski namanya mirip kupon belanja, tapi sebenarnya kupon obligasi punya makna dan peran yang jauh berbeda, terutama dalam dunia investasi.
Di artikel ini, kita akan bahas secara lengkap mulai dari pengertian kupon obligasi, sejarahnya, fungsi, sampai kenapa hal ini penting banget buat dipahami oleh investor, terutama yang bermain di pasar surat utang.
Apa Itu Kupon Obligasi?
Secara sederhana, kupon obligasi adalah bunga yang dibayarkan secara berkala oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Bayaran ini biasanya diterbitkan tiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan, tergantung pada ketentuan awal saat obligasi diterbitkan.
Istilah “kupon” berasal dari masa lalu ketika obligasi diterbitkan dalam bentuk fisik. Di lembaran obligasi tersebut, ada potongan kecil seperti kupon yang bisa dicabut dan ditukar dengan pembayaran bunga pada tanggal yang telah ditentukan. Walaupun sekarang obligasi sudah dalam bentuk digital, istilah “kupon” tetap digunakan untuk merujuk pada pembayaran bunga tersebut.
Misalnya begini: kamu membeli obligasi dengan nilai pokok Rp1.000.000 dan kupon sebesar 6% per tahun. Maka, kamu akan menerima Rp60.000 per tahun sebagai bunga dari obligasi tersebut. Pembayaran ini bisa dibagi jadi dua kali setahun (Rp30.000 per enam bulan), tergantung pada skema yang berlaku.
Sejarah Singkat Istilah “Kupon” dalam Obligasi
Dulu, sekitar abad ke-18 hingga awal abad ke-20, obligasi diterbitkan dalam bentuk lembaran kertas fisik. Di lembaran tersebut, terdapat sederet “kupon” kecil yang dicetak bersama surat utang tersebut. Setiap kali tanggal pembayaran bunga tiba, pemegang obligasi akan memotong kupon tersebut dan menukarkannya ke bank atau kantor keuangan yang ditunjuk untuk menerima bunga.
Inilah asal mula kenapa istilah “kupon” digunakan. Meskipun kini obligasi dan seluruh proses pembayarannya sudah serba digital, istilah ini masih terus digunakan sampai sekarang karena sudah menjadi bagian dari sistem keuangan modern.
Fungsi Kupon dalam Obligasi
Kupon itu ibarat imbalan rutin bagi investor. Dengan membeli obligasi, kamu meminjamkan uangmu ke penerbit obligasi – bisa pemerintah atau korporasi – dan sebagai gantinya, kamu dikasih bunga sebagai bentuk kompensasi karena udah bersedia menahan uangmu selama jangka waktu tertentu.
Nah, dari sisi penerbit obligasi, kupon ini adalah biaya yang harus mereka bayar untuk bisa mengakses dana segar dari pasar. Jadi, kupon jadi semacam “harga” yang harus dibayar penerbit untuk menggunakan uang investor.
Jenis-jenis Kupon Obligasi
Walaupun secara umum kita mengenal kupon sebagai bunga, ternyata ada beberapa jenis kupon yang perlu kamu tahu, tergantung skema pembayaran dan jenis obligasi yang digunakan. Beberapa di antaranya adalah:
- Kupon tetap (fixed coupon): Bunga dibayar dengan jumlah tetap sepanjang masa berlaku obligasi. Misalnya 8% per tahun, dan akan tetap segitu sampai jatuh tempo.
- Kupon mengambang (floating coupon): Bunga yang dibayarkan bisa berubah tergantung pada tingkat suku bunga acuan tertentu, misalnya BI Rate. Jadi kupon bisa naik atau turun.
- Zero coupon bond: Ini menarik. Jenis obligasi ini nggak punya kupon alias nggak bayar bunga secara berkala. Tapi dijual dengan harga diskon dan akan dibayar penuh saat jatuh tempo. Jadi keuntungannya didapat dari selisih antara harga beli dan nilai pokok saat jatuh tempo.
Kenapa Kupon Obligasi Penting untuk Investor?
Kupon ini sangat penting karena menjadi sumber penghasilan pasif buat investor obligasi. Kalau kamu beli obligasi, kamu akan menerima pembayaran bunga secara rutin tanpa perlu melakukan jual-beli di pasar. Ini cocok banget buat investor yang mengincar pendapatan tetap, misalnya pensiunan atau investor konservatif.
Selain itu, kupon juga jadi salah satu faktor utama dalam menentukan nilai wajar dan daya tarik obligasi. Obligasi dengan kupon tinggi cenderung lebih menarik saat suku bunga pasar rendah, karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding simpanan biasa.
Kupon dan Risiko Pasar
Walaupun terlihat menjanjikan, kupon juga bisa terpengaruh oleh kondisi pasar, khususnya perubahan suku bunga. Misalnya, kalau suku bunga naik, maka obligasi yang sebelumnya terlihat menarik karena kuponnya tinggi, bisa jadi kalah saing dibanding obligasi baru yang menawarkan kupon lebih tinggi mengikuti suku bunga pasar.
Hal ini bisa memengaruhi harga jual obligasi di pasar sekunder. Makanya, investor yang pengen jual obligasi sebelum jatuh tempo harus mempertimbangkan nilai kupon dan tren suku bunga yang sedang berlangsung.
Contoh Kupon Obligasi di Indonesia
Di Indonesia, kamu bisa menemukan berbagai obligasi dengan sistem kupon yang berbeda-beda. Misalnya:
- Obligasi Negara Ritel (ORI): Diterbitkan oleh pemerintah dengan kupon tetap yang dibayarkan setiap bulan. Cocok untuk investor ritel karena minim risiko.
- Sukuk Ritel: Mirip ORI, tapi berbasis prinsip syariah. Kuponnya disebut “imbal hasil” dan juga dibayar berkala.
- Obligasi korporasi: Diterbitkan oleh perusahaan swasta atau BUMN. Kuponnya bisa tetap atau mengambang, tergantung jenis obligasinya.
Kesimpulan
Jadi, kupon obligasi adalah bunga yang dibayarkan secara rutin kepada pemegang obligasi, dan merupakan sumber penghasilan penting bagi investor. Meskipun istilahnya berasal dari zaman dulu saat obligasi masih berbentuk kertas, konsepnya masih sangat relevan di era digital seperti sekarang.
Buat kamu yang pengin berinvestasi dengan risiko rendah dan penghasilan tetap, memahami konsep kupon obligasi ini wajib hukumnya. Karena dari sini kamu bisa menilai apakah sebuah obligasi layak dibeli, sesuai dengan tujuan dan strategi investasimu.
Kalau kamu lagi cari instrumen investasi yang stabil, mungkin udah saatnya untuk melirik pasar obligasi dan mempelajari kuponnya dengan baik.