Apa itu Abnormal Return?
Abnormal return mendeskripsikan keuntungan atau kerugian yang luar biasa besar yang dihasilkan oleh investasi atau portofolio tertentu selama periode tertentu. Kinerja ini menyimpang dari tingkat pengembalian investasi yang diharapkan, atau diantisipasi, tingkat pengembalian (RoR) – perkiraan pengembalian yang disesuaikan dengan risiko berdasarkan model penetapan harga aset, atau menggunakan rata-rata historis jangka panjang atau beberapa teknik penilaian.
Return yang abnormal mungkin hanya anomali atau mungkin menunjukkan sesuatu yang lebih berbahaya seperti penipuan atau manipulasi. Abnormal return tidak boleh disamakan dengan “alfa” atau kelebihan return yang diperoleh oleh investasi yang dikelola secara aktif.
Memahami Abnormal Return
Abnormal return sangat penting dalam menentukan kinerja sekuritas atau portofolio yang disesuaikan dengan risiko jika dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan atau indeks benchmark. Abnormal return dapat membantu mengidentifikasi kemampuan manajer portofolio pada dasar risk-adjusted. Hal ini juga akan menggambarkan apakah investor menerima kompensasi yang memadai untuk jumlah risiko investasi yang ditanggung.
Abnormal return dapat berupa positif atau negatif. Angka tersebut hanyalah rangkuman tentang perbedaan imbal hasil aktual dengan hasil yang diprediksi. Misalnya, penghasilan 30% dalam reksa dana yang diharapkan rata-rata 10% per tahun akan menghasilkan abnormal return positif sebesar 20%. Sebaliknya, jika dalam contoh yang sama, imbal hasil aktual adalah 5%, maka akan menghasilkan imbal hasil abnormal negatif sebesar 5%.
Cumulative Abnormal Return (CAR)
Cumulative abnormal return (CAR) adalah total dari semua abnormal return. Biasanya, perhitungan cumulative abnormal return terjadi selama periode waktu yang kecil, biasanya hanya dalam hitungan hari. Durasi yang pendek ini karena fakta menunjukkan bahwa penggabungan abnormal return harian dapat menciptakan bias dalam hasil.
Cumulative abnormal return (CAR) digunakan untuk mengukur efek tuntutan hukum, pembelian, dan peristiwa lainnya terhadap harga saham dan juga berguna untuk menentukan akurasi model penetapan harga aset dalam memprediksi kinerja yang diharapkan.
Capital asset pricing model (CAPM) adalah framework yang digunakan untuk menghitung expected return sekuritas atau portofolio berdasarkan tingkat return bebas risiko, beta, dan return pasar yang diharapkan. Setelah penghitungan return ekspektasi sekuritas atau portofolio, estimasi untuk abnormal return dihitung dengan mengurangi return ekspektasi dari return realisasi.
Contoh Abnormal Return
Seorang investor memiliki portofolio sekuritas dan ingin menghitung abnormal return portofolio selama tahun sebelumnya. Asumsikan bahwa tingkat return bebas risiko adalah 2% dan indeks acuan memiliki return yang diharapkan sebesar 15%.
Portofolio investor menghasilkan return 25% dan memiliki beta 1,25 bila diukur terhadap indeks acuan. Oleh karena itu, mengingat jumlah risiko yang diasumsikan, portofolio seharusnya menghasilkan 18,25%, atau (2% + 1,25 x (15% – 2%)). Hasilnya, abnormal return selama tahun sebelumnya adalah 6,75% atau 25 – 18,25%.
Perhitungan yang sama bisa membantu untuk kepemilikan saham. Misalnya, saham ABC menghasilkan return 9% dan memiliki beta 2, bila diukur terhadap indeks acuannya. Pertimbangkan bahwa tingkat return bebas risiko adalah 5% dan indeks patokan memiliki return yang diharapkan sebesar 12%. Berdasarkan CAPM, saham ABC memiliki expected return 19%. Oleh karena itu, saham ABC memiliki abnormal return -10% dan berkinerja buruk di pasar selama periode ini.