BerandaIstilahBook-to-Bill Ratio

Book-to-Bill Ratio

Book-to-Bill Ratio adalah rasio pesanan yang diterima terhadap unit yang dikirim dan ditagih untuk periode tertentu, umumnya satu bulan atau kuartal. Rasio ini merupakan metrik yang banyak digunakan di industri teknologi, khususnya di sektor peralatan semikonduktor. Investor dan analis mengamati rasio ini dengan cermat untuk mengetahui kinerja dan prospek masing-masing perusahaan dan sektor teknologi secara keseluruhan. Rasio di atas satu menunjukkan lebih banyak pesanan yang diterima daripada yang dipenuhi, yang mengindikasikan permintaan yang kuat, sementara rasio di bawah satu menunjukkan permintaan yang lebih lemah.

Rumus untuk The Book-to-Bill Ratio:

Rumus untuk menghitung the Book-to-Bill Ratio adalah:

The Book-to-Bill Ratio = Orders Shipped / Orders Received​

Memahami The Book-to-Bill Ratio

The Book-to-Bill Ratio biasanya digunakan untuk mengukur penawaran dan permintaan dalam industri yang tidak stabil seperti sektor teknologi. Rasio ini mengukur jumlah pesanan yang masuk dibandingkan dengan jumlah pesanan yang keluar. Perusahaan yang memenuhi pesanan segera setelah pesanan masuk memiliki Book-to-Bill Ratio 1. Misalnya, Perusahaan A membukukan 500 pesanan suku cadang dan kemudian mengirimkan dan menagih semua 500 pesanan. Pesanan yang dipesan dan ditagih memiliki rasio satu, atau 500/500. Book-to-Bill Ratio menunjukkan seberapa cepat sebuah bisnis memenuhi permintaan produknya. Rasio ini juga menunjukkan kekuatan suatu sektor, seperti manufaktur kedirgantaraan atau pertahanan. Rasio ini juga dapat digunakan saat menentukan apakah akan membeli saham di sebuah perusahaan. Jika sebuah bisnis memiliki rasio kurang dari satu, mungkin ada lebih banyak penawaran daripada permintaan. Misalnya, Perusahaan B membukukan 500 pesanan suku cadang, lalu mengirimkan dan menagih 610 pesanan, termasuk beberapa pesanan dari bulan sebelumnya. Pesanan yang dipesan dan ditagih memiliki rasio 0,82. Untuk setiap dolar pesanan yang ditagih perusahaan, hanya $0,82 pesanan yang dibukukan pada bulan itu. Namun, jika rasionya lebih besar dari satu, mungkin ada lebih banyak permintaan daripada yang dapat dipasok secara efisien. Sebagai contoh, Perusahaan C membukukan 500 pesanan suku cadang, lalu mengirimkan dan menagih 375 pesanan. Book-to-Bill Ratio adalah 1,3, atau 500/375. Sebaliknya, bisnis dengan rasio satu memenuhi penawaran dan permintaan secara memadai dengan mengirimkan dan menagih pesanan saat diterima.

Contoh Dunia Nyata dari Book-to-Bill Ratio

Sebagai contoh historis, pada bulan Juni 2016, perusahaan yang membuat komponen semikonduktor di Amerika Serikat dan Kanada menerima pesanan rata-rata $ 1,71 miliar selama tiga bulan berturut-turut. Book-to-Bill Ratio adalah 1. Dengan demikian, untuk setiap $ 100 pesanan yang diterima pada bulan tersebut, $ 100 produk ditagih. Perusahaan-perusahaan tersebut membukukan pesanan sebesar $1,75 miliar selama bulan Mei 2016, menjadikan bulan itu 2,3% lebih menguntungkan daripada rata-rata pemesanan dari bulan April hingga Juni tahun itu.

Kesimpulan

Rasio book-to-bill dapat membantu manajer dan investor mengetahui apakah sebuah perusahaan memenuhi permintaan, memiliki lebih banyak permintaan untuk produknya daripada yang dapat dipenuhi, atau memiliki lebih banyak persediaan produk daripada permintaan. Metrik ini digunakan secara luas di industri teknologi dan membantu menilai kinerja dan prospek masing-masing perusahaan dan sektor industri secara keseluruhan.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga