BerandaIstilahDebt Service

Debt Service

Debt Service mengacu pada uang yang diperlukan untuk menutupi pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau utang lainnya untuk jangka waktu tertentu. Istilah ini dapat berlaku untuk utang perorangan, seperti hipotek rumah atau pinjaman mahasiswa, dan utang perusahaan atau pemerintah, seperti pinjaman bisnis dan sekuritas berbasis utang seperti obligasi. Kemampuan untuk membayar utang adalah faktor kunci ketika seseorang mengajukan pinjaman atau perusahaan perlu mengumpulkan modal tambahan untuk mengoperasikan bisnisnya. “Melunasi utang” berarti melakukan pembayaran yang diperlukan.

Bagaimana Debt Service Bekerja dalam Bisnis

Sebelum perusahaan mendekati bank atau pemberi pinjaman lain untuk mendapatkan pinjaman komersial atau memutuskan tingkat bunga yang akan ditawarkan pada penerbitan obligasi baru, perusahaan perlu mempertimbangkan rasio cakupan Debt Service debt-service coverage ratio (DSCR). Rasio ini membandingkan pendapatan operasional bersih perusahaan dengan jumlah pokok dan bunga yang harus dibayarkan atas utang saat ini. Jika pemberi pinjaman memutuskan bahwa bisnis tidak dapat menghasilkan pendapatan yang konsisten untuk membayar utang baru dan juga utang yang sudah ada, maka pemberi pinjaman tidak akan memberikan pinjaman. Pemberi pinjaman dan investor obligasi tertarik pada leverage perusahaan. Hal ini mengacu pada jumlah total utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai pembelian aset. Jika sebuah bisnis berniat mengambil lebih banyak utang, maka bisnis tersebut perlu menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk membayar utang, dan harus dapat secara konsisten menghasilkan laba untuk menanggung beban utang yang tinggi. Perusahaan yang menghasilkan laba berlebih mungkin dapat membayar utang tambahan, tetapi harus terus menghasilkan laba setiap tahun yang cukup untuk membayar cicilan utang tahun tersebut. Perusahaan yang mengambil terlalu banyak utang relatif terhadap pendapatannya dikatakan overleverage. Keputusan mengenai utang memengaruhi struktur modal perusahaan, yaitu proporsi total modal yang diperoleh melalui utang vs ekuitas (misalnya, menjual saham). Perusahaan dengan pendapatan yang konsisten dan dapat diandalkan dapat mengumpulkan lebih banyak dana dengan menggunakan utang, sementara bisnis dengan laba yang tidak konsisten harus menerbitkan ekuitas, seperti saham biasa, untuk mengumpulkan dana. Contohnya, perusahaan utilitas memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang konsisten, sebagian karena mereka sering kali tidak memiliki pesaing. Perusahaan-perusahaan ini meningkatkan sebagian besar modal mereka menggunakan utang, dengan lebih sedikit yang ditingkatkan melalui ekuitas.

Contoh Perhitungan Rasio Cakupan Debt Service

Seperti yang telah disebutkan, rasio cakupan Debt Service didefinisikan sebagai pendapatan operasional bersih dibagi dengan total Debt Service. Pendapatan operasional bersih hanya mengacu pada pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis normal perusahaan. Misalnya, ABC Manufacturing membuat furnitur dan menjual salah satu gudangnya untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diterima dari penjualan gudang tersebut adalah pendapatan non operasional karena transaksi tersebut tidak biasa. Jika penjualan furnitur ABC menghasilkan pendapatan operasional bersih tahunan sebesar $10 juta, maka angka tersebut akan digunakan dalam perhitungan pembayaran utang. Jadi, jika pembayaran pokok dan bunga ABC untuk tahun tersebut berjumlah $2 juta, rasio cakupan Debt Service akan menjadi 5 (pendapatan $10 juta dibagi dengan Debt Service $2 juta). Karena rasio yang relatif tinggi itu, ABC berada dalam posisi yang baik untuk mengambil lebih banyak utang jika ingin melakukannya.

Debt-to-income (DTI) ratio

Rasio utang terhadap pendapatan Debt-to-income (DTI) mirip dengan rasio cakupan layanan utang, meskipun biasanya digunakan untuk pinjaman pribadi (non-bisnis). Rasio DTI mengukur kemampuan seseorang untuk membayar utangnya dengan membagi pendapatan kotornya dengan kewajiban utangnya untuk periode waktu yang sama. Sebagai contoh, seseorang yang berpenghasilan $5.000 per bulan dan membayar cicilan KPR sebesar $2.000 per bulan akan memiliki DTI sebesar 40%. DTI yang dapat diterima akan bervariasi dari satu pemberi pinjaman ke pemberi pinjaman lainnya dan sesuai dengan jenis produk pinjaman.

Kesimpulan

Debt Service mengacu pada uang yang dibutuhkan seseorang, bisnis, atau pemerintah untuk menutupi pembayaran pinjaman atau utang lainnya selama periode waktu tertentu. Rasio cakupan Debt Service perusahaan mengukur kemampuannya untuk menangani utang tambahan dengan membandingkan pendapatan yang tersedia dengan jumlah yang dibayarkan saat ini untuk membayar utang-utangnya.

Baca Artikel Lainnya

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya