Illiquid

Illiquid mengacu pada kondisi saham, obligasi, atau aset lain yang tidak dapat dengan mudah dan cepat dijual atau ditukar dengan uang tunai tanpa kehilangan nilai yang substansial. Aset Illiquid mungkin sulit dijual dengan cepat karena aktivitas perdagangan atau minat yang rendah terhadap penerbitan tersebut, yang ditunjukkan oleh kurangnya investor atau spekulator yang siap dan bersedia untuk membeli atau menjual aset tersebut. Akibatnya, aset Illiquid cenderung memiliki volume perdagangan yang lebih rendah, spread bid-ask yang lebih lebar, dan volatilitas harga yang lebih besar. Illiquid adalah kebalikan dari likuiditas.

Penjelasan tentang Illiquid

Mengenai aset Illiquid, kurangnya pembeli yang siap juga menyebabkan perbedaan yang lebih besar antara harga permintaan, yang ditetapkan oleh penjual, dan harga penawaran, yang diajukan oleh pembeli. Perbedaan ini menyebabkan spread bid-ask yang jauh lebih besar daripada yang ditemukan di pasar yang teratur dengan aktivitas perdagangan harian. Kurangnya kedalaman pasar (DOM), atau pembeli siap, dapat menyebabkan pemegang aset Illiquid mengalami kerugian, terutama ketika investor ingin menjual dengan cepat.

Ketidaklikuidan dalam konteks bisnis mengacu pada perusahaan yang tidak memiliki arus kas yang diperlukan untuk melakukan pembayaran utang yang diperlukan, meskipun itu tidak berarti perusahaan tersebut tidak memiliki aset. Aset modal, termasuk real estat dan peralatan produksi, sering kali memiliki nilai tetapi tidak mudah dijual ketika uang tunai dibutuhkan. Penjualan aset Illiquid bukanlah bisnis inti perusahaan. Penjualan aset Illiquid umumnya mencakup properti apa pun yang dimiliki oleh perusahaan yang berada di luar produk yang diproduksi untuk dijual. Pada saat krisis, perusahaan mungkin perlu melikuidasi aset-aset ini untuk menghindari kebangkrutan, dan jika ini terjadi dengan cepat, perusahaan dapat menjual aset dengan harga jauh di bawah harga pasar wajar yang teratur, yang terkadang dikenal sebagai penjualan obral. Selain itu, perusahaan dapat menjadi Illiquid jika tidak dapat memperoleh uang tunai yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban utang.

Contoh Aset Illiquid dan Aset Likuid

Beberapa contoh aset yang secara inheren Illiquid meliputi rumah dan real estat lainnya, mobil, barang antik, kepentingan perusahaan swasta, dan beberapa jenis instrumen utang. Barang koleksi dan karya seni tertentu juga sering kali merupakan aset yang Illiquid. Saham yang diperdagangkan di pasar over-the-counter (OTC) juga sering kali kurang likuid dibandingkan dengan saham yang terdaftar di bursa yang kuat. Meskipun aset-aset ini mungkin memiliki nilai inheren, pasar tempat aset-aset tersebut dijual sering kali memiliki sedikit pembeli dibandingkan dengan mereka yang tertarik untuk membeli aset yang lebih likuid.

Di sisi lain, sebagian besar sekuritas terdaftar yang diperdagangkan di bursa utama, seperti saham, ETF, reksa dana, obligasi, dan komoditas terdaftar, sangat likuid dan dapat dijual hampir seketika selama jam pasar reguler dengan harga pasar yang wajar. Selain itu, logam mulia, seperti emas dan perak, sering kali cukup likuid. Perdagangan setelah jam kerja normal juga dapat mengakibatkan tidak adanya likuiditas karena banyak pelaku pasar tidak aktif di pasar pada waktu tersebut.

Likuiditas aset dapat berubah seiring waktu, tergantung pada pengaruh pasar luar. Perubahan harga ini khususnya berlaku untuk barang koleksi, karena popularitas suatu barang di pasar konsumen dapat berfluktuasi secara drastis, yang menyebabkan harga menjadi sangat fluktuatif.

Ketidaklikuidan dan Peningkatan Risiko

Sekuritas yang Illiquid memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sekuritas yang likuid, yang dikenal sebagai risiko likuiditas, yang khususnya berlaku selama masa gejolak pasar ketika rasio pembeli terhadap penjual menjadi tidak seimbang. Selama masa-masa ini, pemegang sekuritas yang Illiquid mungkin mendapati diri mereka tidak dapat menjualnya sama sekali, atau tidak dapat melakukannya tanpa kehilangan uang. Sekuritas yang Illiquid juga dapat menuntut premi likuiditas yang ditambahkan ke harga mereka untuk mengimbangi fakta bahwa sekuritas tersebut mungkin sulit dijual di kemudian hari. Selama masa kepanikan finansial, pasar dan fasilitas kredit dapat macet, yang menyebabkan krisis likuiditas, ketika penjual sekuritas yang bahkan dapat dipasarkan merasa sulit untuk menemukan pembeli yang bersemangat dengan harga yang wajar.

Contoh Dunia Nyata

Ketidaklikuidan dapat menyebabkan perusahaan dan individu tidak dapat menghasilkan cukup uang tunai untuk membayar utang mereka. Misalnya, The Economic Times melaporkan bahwa Jet Airways telah menunda pembayaran utang luar negeri untuk keempat kalinya “dalam beberapa bulan terakhir” karena krisis likuiditas perusahaan yang menyebabkan perusahaan kesulitan mengakses dana likuid. Akibatnya, Jet Airways tidak hanya harus menghentikan lebih dari 80 pesawat, tetapi juga menyusun rencana resolusi yang menyerukan pengunduran diri ketuanya, Naresh Goyal, dan dewan direksi untuk memberikan suara agar pemberi pinjaman dapat mengambil alih kendali maskapai.

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga