Interest Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu entitas untuk dana pinjaman. Interest Expenses adalah beban non-operasional yang ditunjukkan pada laporan laba rugi. Beban ini merupakan bunga yang dibayarkan atas pinjaman apa pun—obligasi, pinjaman, utang konversi, atau jalur kredit. Beban ini pada dasarnya dihitung sebagai suku bunga dikalikan dengan jumlah pokok utang yang belum dibayar. Interest Expenses pada laporan laba rugi merupakan bunga yang masih harus dibayar selama periode yang dicakup oleh laporan keuangan, dan bukan jumlah bunga yang dibayarkan selama periode tersebut. Meskipun Interest Expenses dapat dikurangkan dari pajak untuk perusahaan, dalam kasus individu, hal itu bergantung pada yurisdiksi mereka dan juga pada tujuan pinjaman. Bagi kebanyakan orang, bunga hipotek merupakan kategori Interest Expenses terbesar selama hidup mereka karena bunga dapat mencapai puluhan ribu dolar selama masa hipotek seperti yang diilustrasikan oleh kalkulator daring.
Cara Kerja Interest Expenses
Interest Expenses sering kali muncul sebagai pos baris pada neraca perusahaan karena biasanya ada perbedaan waktu antara bunga yang masih harus dibayar dan bunga yang dibayarkan. Jika bunga telah diperoleh tetapi belum dibayarkan, bunga tersebut akan muncul di bagian “kewajiban lancar” pada neraca. Sebaliknya, jika bunga telah dibayarkan di muka, bunga tersebut akan muncul di bagian “aktiva lancar” sebagai pos prabayar.
Meskipun bunga hipotek dapat dikurangkan dari pajak di Amerika Serikat, bunga tersebut tidak dapat dikurangkan dari pajak di Kanada. Tujuan pinjaman juga penting dalam menentukan pengurangan pajak atas Interest Expenses. Misalnya, jika pinjaman digunakan untuk tujuan investasi yang sah, sebagian besar yurisdiksi akan mengizinkan Interest Expenses pinjaman ini untuk dikurangkan dari pajak. Namun, ada pembatasan bahkan pada pengurangan pajak tersebut. Di Kanada, misalnya, jika pinjaman diambil untuk investasi yang disimpan dalam akun terdaftar—seperti Registered Retirement Savings Plan (RRSP), Registered Education Savings Plan (RESP), atau Tax-Free Savings Account—Interest Expenses tidak diizinkan untuk dikurangkan dari pajak.
Jumlah Interest Expenses untuk perusahaan yang memiliki utang bergantung pada tingkat suku bunga secara umum dalam perekonomian. Interest Expenses akan lebih tinggi selama periode inflasi yang merajalela karena sebagian besar perusahaan akan menanggung utang dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, selama periode inflasi yang tenang, Interest Expenses akan lebih rendah.
Jumlah Interest Expenses memiliki pengaruh langsung terhadap profitabilitas, terutama bagi perusahaan dengan beban utang yang besar. Perusahaan yang terlilit utang besar mungkin kesulitan membayar beban utang mereka selama kemerosotan ekonomi. Pada saat seperti itu, investor dan analis memberikan perhatian khusus pada rasio solvabilitas seperti utang terhadap ekuitas dan cakupan bunga.
Rasio Cakupan Bunga
Rasio cakupan bunga didefinisikan sebagai rasio pendapatan operasional perusahaan (atau EBIT—pendapatan sebelum bunga atau pajak) terhadap Interest Expensesnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi Interest Expenses atas utangnya dengan pendapatan operasionalnya. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas yang lebih baik untuk menutupi Interest Expensesnya.
Misalnya, perusahaan dengan utang $100 juta dengan bunga 8% memiliki Interest Expenses tahunan sebesar $8 juta. Jika EBIT tahunan adalah $80 juta, maka rasio cakupan bunganya adalah 10, yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan nyaman memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga. Sebaliknya, jika EBIT turun di bawah $24 juta, rasio cakupan bunga kurang dari 3 menandakan bahwa perusahaan mungkin mengalami kesulitan untuk tetap solven karena cakupan bunga kurang dari 3 kali sering dianggap sebagai “tanda bahaya.”