BerandaIstilahLaw of Diminishing Marginal Returns

Law of Diminishing Marginal Returns

Apa itu Law of Diminishing Marginal Returns?

Law of Diminishing Marginal Returns adalah konsep ekonomi yang menjelaskan bagaimana, setelah titik tertentu, peningkatan satu input sementara input lainnya dijaga konstan akan menghasilkan keuntungan yang semakin kecil dalam output.

Sebagai contoh, sebuah pabrik mempekerjakan pekerja untuk memproduksi produknya, dan, pada titik tertentu, perusahaan beroperasi pada tingkat optimal. Dengan semua faktor produksi lainnya konstan, penambahan pekerja tambahan di luar tingkat optimal ini akan menghasilkan operasi yang kurang efisien.

Law of Diminishing Returns terkait dengan konsep utilitas marginal yang semakin berkurang (diminishing marginal utility). Ini juga dapat dikontraskan dengan skala ekonomi (economies of scale).

Memahami Law of Diminishing Marginal Returns 

Law of Diminishing Marginal Returns juga disebut sebagai “hukum hasil yang semakin berkurang” (law of diminishing returns), “prinsip produktivitas marginal yang semakin berkurang” (principle of diminishing marginal productivity), dan “hukum proporsi variabel” (law of variable proportions). Hukum ini menegaskan bahwa penambahan jumlah yang lebih besar dari satu faktor produksi, ceteris paribus (dengan asumsi hal-hal lain tetap), pasti menghasilkan pengembalian tambahan per unit yang menurun. Hukum ini tidak menyiratkan bahwa unit tambahan mengurangi total produksi, yang dikenal sebagai pengembalian negatif; namun, ini umumnya adalah hasilnya.

Law of Diminishing Marginal Returns tidak hanya merupakan prinsip fundamental ekonomi, tetapi juga memainkan peran utama dalam teori produksi. Teori produksi adalah studi tentang proses ekonomi mengubah input menjadi output. Bisnis, analis, dan penyedia pinjaman keuangan akan menghitung Law of Diminishing Marginal Returns untuk menentukan apakah pertumbuhan produksi menguntungkan.

Sejarah Law of Diminishing Returns

Gagasan mengenai diminishing returns memiliki kaitan dengan beberapa ekonom terkemuka dunia, termasuk Jacques Turgot, Johann Heinrich von Thünen, Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan James Anderson. Penyebutan pertama yang tercatat mengenai diminishing returns berasal dari Turgot pada pertengahan tahun 1700-an.

Para ekonom klasik, seperti Ricardo dan Malthus, mengaitkan penurunan output berturut-turut dengan penurunan kualitas input. Ricardo berkontribusi pada pengembangan Law of Diminishing Marginal Returns, merujuknya sebagai “batas intensif kultivasi.” Ricardo juga yang pertama kali menunjukkan bagaimana penambahan tenaga kerja dan modal pada sebidang tanah tetap secara berturut-turut akan menghasilkan peningkatan output yang lebih kecil.

Malthus memperkenalkan gagasan ini selama pembangunan teori populasinya. Teori ini berpendapat bahwa populasi tumbuh secara geometris sementara produksi pangan meningkat secara aritmetika, yang mengakibatkan populasi melebihi pasokan pangannya. Gagasan Malthus tentang produksi pangan yang terbatas berasal dari Law of Diminishing Marginal Returns.

Para ekonom neoklasik menyatakan bahwa setiap “unit” tenaga kerja adalah sama persis, dan Law of Diminishing Marginal Returns disebabkan oleh gangguan pada seluruh proses produksi karena unit tenaga kerja tambahan ditambahkan pada sejumlah modal yang telah ditetapkan.

Law of Diminishing Marginal Returns vs. Skala Hasil (Returns to Scale) 

Law of Diminishing Marginal Returns adalah efek dari peningkatan input dalam jangka pendek, sementara setidaknya satu variabel produksi dijaga konstan, seperti tenaga kerja atau modal. Skala hasil (Returns to scale), di sisi lain, adalah dampak peningkatan input pada semua variabel produksi dalam jangka panjang. Fenomena ini disebut sebagai economies of scale.

Sebagai contoh, anggaplah ada sebuah produsen yang mampu menggandakan total inputnya, namun hanya mendapatkan peningkatan total output sebesar 60%; ini adalah contoh dari decreasing returns to scale (skala hasil menurun). Nah, jika produsen yang sama akhirnya menggandakan total outputnya, maka ia telah mencapai constant returns to scale (skala hasil konstan), di mana peningkatan output sebanding dengan peningkatan input produksi. Namun, economies of scale akan terjadi ketika persentase peningkatan output lebih tinggi daripada persentase peningkatan input (sehingga dengan menggandakan input, output menjadi tiga kali lipat).

Signal Forex Akurat

Baca Juga