BerandaIstilahLaw of Diminishing Marginal Productivity

Law of Diminishing Marginal Productivity

Apa itu Law of Diminishing Marginal Productivity? 

Law of Diminishing Marginal Productivity adalah prinsip ekonomi yang biasanya dipertimbangkan oleh manajer dalam manajemen produktivitas. Umumnya, prinsip ini menyatakan bahwa peningkatan satu input dalam proses produksi, misalnya jam kerja, akan menghasilkan peningkatan output yang semakin kecil setelah peningkatan awal dan mungkin mendatar atau bahkan menurun setelah titik tertentu. 

Memahami Law of Diminishing Marginal Productivity 

Law of Diminishing Marginal Productivity melibatkan peningkatan marjinal dalam produksi yang dihasilkan dari peningkatan input yang digunakan. Ini juga bisa dikenal sebagai hukum hasil yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Secara umum, ini selaras dengan sebagian besar teori ekonomi yang menggunakan analisis marjinal, seperti tingkat kepuasan atau utilitas yang semakin berkurang dari unit konsumsi tambahan dari komoditas tertentu.

Law of Diminishing Marginal Productivity menunjukkan bahwa manajer akan menemukan tingkat produksi yang semakin berkurang per unit input yang digunakan dalam proses produksi jika semua hal lain tetap sama. Ketika digambarkan secara matematis, ini menunjukkan total produksi meningkat pada tingkat yang menurun saat unit input yang semakin meningkat ditambahkan ke proses produksi.

Berbeda dengan beberapa hukum ekonomi lainnya, Law of Diminishing Marginal Productivity melibatkan perhitungan produk marjinal yang biasanya relatif mudah untuk diukur. Perusahaan dapat memilih untuk mengubah berbagai input dalam faktor-faktor produksi karena berbagai alasan, banyak di antaranya berfokus pada biaya. Dalam beberapa situasi, mungkin lebih efisien biaya untuk mengubah input satu variabel sambil menjaga yang lain konstan. Namun, dalam praktiknya, semua perubahan pada variabel input memerlukan analisis yang cermat. Law of Diminishing Marginal Productivity mengatakan bahwa perubahan pada input ini akan memiliki efek positif yang marjinal pada output. Dengan demikian, setiap unit tambahan yang diproduksi akan melaporkan pengembalian produksi yang semakin kecil secara marjinal daripada unit sebelumnya seiring berjalannya produksi.

Produktivitas marjinal atau produk marjinal mengacu pada output, hasil, atau keuntungan ekstra yang dihasilkan per unit dari keuntungan dari input produksi. Input dapat mencakup hal-hal seperti tenaga kerja dan bahan baku. Law of Diminishing Marginal Returns (istilah lain dari Law of Diminishing Marginal Productivity) menyatakan bahwa ketika suatu keuntungan diperoleh dalam faktor produksi, produktivitas marjinal biasanya akan berkurang seiring dengan peningkatan produksi. Ini berarti bahwa keuntungan biaya biasanya berkurang untuk setiap unit output tambahan yang diproduksi.

Saat meninjau produksi terhadap input biaya, perhitungan ini penting untuk dipertimbangkan oleh bisnis.

Contoh-contoh 

Dalam bentuk yang paling sederhana, diminishing marginal productivity biasanya diidentifikasi ketika satu variabel input menunjukkan penurunan biaya input. Penurunan biaya tenaga kerja yang terlibat dalam pembuatan mobil, misalnya, akan mengarah pada peningkatan marginal dalam profitabilitas per mobil. Namun, Law of Diminishing Marginal Productivity menunjukkan bahwa untuk setiap unit produksi, manajer akan mengalami peningkatan produktivitas yang berkurang. Ini biasanya berarti tingkat profitabilitas per mobil yang semakin menurun.

Diminishing marginal productivity juga dapat melibatkan ambang batas manfaat yang terlampaui. Sebagai contoh, pertimbangkan seorang petani yang menggunakan pupuk sebagai input dalam proses penanaman jagung. Setiap unit pupuk tambahan hanya akan meningkatkan hasil produksi secara marginal hingga mencapai ambang batas tertentu. Pada tingkat ambang batas tersebut, pupuk tambahan tidak meningkatkan produksi dan bahkan dapat merugikan produksi.

Dalam skenario lain, pertimbangkan sebuah bisnis dengan tingkat lalu lintas pelanggan yang tinggi selama jam-jam tertentu. Bisnis tersebut dapat menambah jumlah pekerja yang tersedia untuk membantu pelanggan, tetapi pada ambang batas tertentu, penambahan pekerja tidak akan meningkatkan total penjualan dan bahkan dapat menyebabkan penurunan penjualan.

Pertimbangan untuk Skala Ekonomi 

Skala ekonomi dapat dipelajari bersamaan dengan Law of Diminishing Marginal Productivity. Skala ekonomi menunjukkan bahwa sebuah perusahaan biasanya dapat meningkatkan keuntungan per unit produksi ketika mereka memproduksi barang dalam jumlah massal. Produksi massal melibatkan beberapa faktor produksi penting seperti tenaga kerja, listrik, penggunaan peralatan, dan banyak lagi. Ketika faktor-faktor ini disesuaikan, skala ekonomi masih memungkinkan perusahaan untuk memproduksi barang dengan biaya per unit yang relatif lebih rendah. Namun, penyesuaian input produksi secara menguntungkan biasanya akan menghasilkan diminishing marginal productivity karena setiap penyesuaian yang menguntungkan hanya dapat menawarkan begitu banyak manfaat. Teori ekonomi menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh tidak konstan per unit tambahan yang diproduksi melainkan berkurang.

Diminishing marginal productivity juga dapat dikaitkan dengan disekonomi skala. Diminishing marginal productivity berpotensi menyebabkan kerugian setelah melewati ambang batas. Jika disekonomi skala terjadi, perusahaan sama sekali tidak melihat peningkatan biaya per unit dengan peningkatan produksi. Sebaliknya, tidak ada keuntungan yang diperoleh untuk unit yang diproduksi dan kerugian dapat meningkat seiring dengan semakin banyak unit yang diproduksi. 

Artikel Sebelumnya
Artikel Berikutnya

Baca Juga