Dolar Australia melemah ke sekitar level $0.67 setelah sebuah data ekonomi AS terbaru membukukan hasil yang lebih baik dari ekspektasi investor.
Pelemahan Aussie juga terjadi di tengah maraknya aksi jual pada aset berisiko, di mana saham AS dan sejumlah komoditas seperti tembaga dan minyak dibayangi aksi jual besar-besaran.
Dari sisi domestik, melonjaknya jumlah warga Australia yang bekerja mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja di Australia kuat, sehingga meningkatkan peluang Reserve Bank of Australia (RBA) untuk menaikkan suku bunganya. Meskipun demikian, tingkat pengangguran dilaporkan naik tipis menjadi 4.1%.
Dari sisi kebijakan moneter, para investor memperkirakan peluang RBA menaikkan suku bunganya pada bulan Agustus adalah sekitar 20%. Tidak hanya itu, para investor juga memperkirakan RBA akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih lambat dari bank sentral utama lainnya.
Terhadap Kiwi, Aussie berpotensi naik lima minggu berturut-turut di tengah melebarnya perbedaan kebijakan moneter antara Selandia Baru dan Australia.