Euro menguat ke atas level $1.0965 seiring melemahnya Dolar AS, terutama setelah data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan memicu kekhawatiran resesi dan memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya secara agresif.
Kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS membuat para investor memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya hingga tiga kali pada tahun ini, bukan dua kali.
Di sisi lain, para investor memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunganya hingga dua kali pada tahun ini, di mana penurunan pertama diprediksi akan terjadi pada bulan September.
Ekspektasi tersebut diperkuat oleh pernyataan dari salah seorang pejabat ECB Yannis Stournaras baru-baru ini, yang mengatakan bahwa tingkat inflasi di Zona Euro kemungkinan akan turun akibat melemahnya perekonomian.
Menurut data terbaru, meskipun tingkat inflasi naik 2.6%, namun tingkat inflasi jasa mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam kurun tiga bulan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Zona Euro pada Q2 dilaporkan tumbuh 0.3%, dipimpin oleh Perancis, Italia, dan Spanyol, sedangkan perekonomian Jerman mengalami kontraksi.