Apa itu High-Low Index?
High-low index membandingkan saham-saham yang mencapai level tertinggi 52 minggu dengan saham-saham yang mencapai level terendah 52 minggu. High-low index digunakan oleh investor dan pedagang untuk mengonfirmasi tren pasar yang berlaku dari indeks pasar yang luas, seperti indeks Standard and Poor’s 500 (S&P 500).
Memahami High-Low Index
High-low index hanyalah sebuah moving average 10 hari dari indikator persen rekor tertinggi, yang membagi nilai tertinggi baru dengan nilai tertinggi baru ditambah nilai terendah baru.
Investor menganggap high-low index sebagai bullish jika positif dan naik, dan bearish jika negatif dan turun. Karena indeks dapat bergejolak dari hari ke hari, teknisi pasar biasanya menerapkan rata-rata bergerak pada data untuk memperhalus perubahan harian. Ini membantu menghasilkan sinyal yang lebih andal.
Cara Menafsirkan High-Low Index
High-low index di atas 50 berarti lebih banyak saham yang mencapai level tertinggi 52 minggu dibandingkan dengan level terendah 52 minggu. Sebaliknya, angka di bawah 50 menunjukkan bahwa lebih banyak saham yang mencapai posisi terendah 52 minggu dibandingkan dengan saham yang mencapai posisi tertinggi 52 minggu. Oleh karena itu, investor dan pedagang umumnya bullish ketika indeks naik di atas 50 dan bearish ketika indeks turun di bawah 50. Biasanya, angka di atas 70 mengindikasikan bahwa pasar sedang dalam tren naik, sementara angka di bawah 30 menunjukkan bahwa pasar sedang dalam tren turun. Investor juga harus menyadari bahwa Jika pasar sedang dalam tren yang kuat, high-low index dapat memberikan pembacaan yang ekstrem untuk waktu yang lama.
Trading dengan High-Low Index
Banyak pedagang menambahkan rata-rata pergerakan 20 hari ke high-low index dan menggunakannya sebagai garis sinyal untuk memasuki perdagangan. Indeks ini menghasilkan sinyal beli ketika melintasi di atas moving average, dan sinyal jual ketika melintasi di bawah moving average. Trader harus menyaring sinyal yang dihasilkan oleh high-low index dengan indikator teknikal lainnya. Contohnya, seorang trader mungkin memerlukan relative strength index (RSI) di atas nol ketika indeks melintas di atas moving average 20 hari untuk mengkonfirmasi momentum kenaikan.
High-low index juga dapat digunakan untuk membentuk bias bullish atau bearish. Contohnya, jika indikator berada di atas 50, trader dapat memutuskan untuk berdagang di sisi panjang pasar saja.