Harga emas merangkak naik ke atas level $2680 per troy ons setelah sempat anjlok lebih dari 1% pada perdagangan hari sebelumnya, terutama pasca AS merilis data ekonomi terbarunya.
Pada bulan November, inflasi di tingkat produsen dilaporkan naik lebih tinggi dari ekspektasi investor, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa tingkat inflasi masih akan bertahan di atas target Federal Reserve. Namun, sebaliknya, jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak ke level tertinggi dua bulan, dan jauh lebih tinggi dari ekspektasi investor. Lonjakan ini mengindikasikan adanya risiko pelemahan di pasar tenaga kerja AS.
Terlepas dari beragamnya data ekonomi AS, para investor sejauh ini masih memperkirakan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin pada pekan depan. Para invetor juga masih memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya lebih lanjut pada tahun depan, meskipun laju penurunannya masih tidak pasti.
Di tempat terpisah, sikap dovish dari sejumlah bank sentral utama lainnya tampaknya hanya berdampak kecil pada harga emas. Swiss National Bank (SNB) menurunkan suku bunganya sebesar 50 bps, European Central Bank (ECB) sebesar 25 bps, dan Bank of Canada (BoC) sebesar 50 bps. Sementara itu, Bank of Japan (BoJ) mengindikasikan akan berhenti menaikkan suku bunganya lebih lanjut.