Kijun Line, juga disebut Garis Dasar atau Kijun-sen, adalah satu dari lima komponen yang membentuk indikator Awan Ichimoku. Kijun Line biasanya digunakan bersama dengan Garis Konversi (Tenkan-sen) untuk menghasilkan sinyal perdagangan saat keduanya bersilangan. Sinyal-sinyal ini dapat disaring lebih lanjut melalui komponen lain dari indikator Ichimoku.
Kijun Line adalah titik tengah harga tertinggi dan terendah selama 26 periode terakhir.

Rumus Kijun Line (Base Line) Adalah

Cara Menghitung Kijun Line (Base Line)
- Temukan harga tertinggi selama 26 periode terakhir.
- Temukan harga terendah selama 26 periode terakhir.
- Gabungkan harga tertinggi dan terendah, lalu bagi dua.
- Perbarui perhitungan setelah setiap periode berakhir.
Yang Diberitahukan Kijun Line kepada Anda
Kijun Line, atau Garis Dasar, adalah bagian dari indikator Awan Ichimoku.
Awan Ichimoku adalah indikator teknis yang menentukan support dan resistance, mengukur momentum, dan memberikan sinyal beli dan jual. Pengembangnya, Goichi Hosoda, merancang indikator tersebut menjadi “grafik ekuilibrium satu tampilan.”
Ada beberapa garis berbeda yang disertakan dalam indikator Awan Ichimoku.
- Tenkan-Sen—Garis Konversi
- Kijun-Sen—Garis Dasar
- Senkou Span A—Leading Span A
- Senkou Span B—Leading Span B
- Chikou Span—Lagging Span
Meskipun “awan,” yang terdiri dari Leading Span A dan B, merupakan fitur yang paling menonjol dari indikator Ichimoku Cloud, Kijun Line menghasilkan sinyal perdagangan saat dilintasi oleh Garis Tenkan. Garis Tenkan adalah titik tengah harga 9 periode. Dengan demikian, garis ini bergerak lebih cepat daripada garis Kinjun yang terlihat pada 26 periode.
Saat Garis Tenkan melintasi di atas Kijun Line, hal ini menandakan bahwa momentum harga jangka pendek bergerak ke atas, dan dapat diartikan sebagai sinyal beli.
Saat Garis Tenkan melintasi di bawah Kijun Line, hal ini menandakan momentum telah bergeser ke bawah dan dapat diartikan sebagai sinyal jual.
Sinyal beli atau jual harus digunakan dalam konteks komponen lain dari indikator Ichimoku. Misalnya, seorang pedagang mungkin hanya ingin memperdagangkan sinyal beli jika harga juga berada di atas “awan” atau Leading Span A.
Ketika Garis Tenkan dan Kijun Line bersilangan bolak-balik, harga tidak memiliki tren, atau bergerak dengan cara yang tidak menentu, dan oleh karena itu persilangan tersebut tidak akan menghasilkan sinyal perdagangan yang andal.
Dengan sendirinya, Kijun Line juga dapat digunakan untuk menganalisis momentum harga. Ketika harga berada di atas Kijun Line, artinya harga berada di atas titik tengah periode 26 dan oleh karena itu memiliki bias naik. Jika harga berada di bawah Kijun Line, artinya harga berada di bawah harga titik tengah, dan oleh karena itu memiliki bias turun.
Contoh Kijun Line
Bagan berikut menunjukkan contoh indikator Awan Ichimoku yang diterapkan pada SPDR S&P 500 ETF (SPY).

Pada grafik di atas, Kijun Line berwarna merah dan Garis Tenkan berwarna biru. Setelah aksi jual singkat, Tenkan bergerak di atas Kijun pada awal tahun 2016. Ini merupakan sinyal beli yang potensial. Kedua garis tersebut tidak bersilangan lagi hingga tahun 2018, yang akan memberikan sinyal jual. Selama sebagian besar waktu ini, harga tetap berada di atas Kijun Line dan “awan”, yang membantu mengonfirmasi tren naik.
Perbedaan Antara Kijun Line dan Rata-rata Bergerak
Kijun Line adalah titik tengah bergerak, berdasarkan titik tertinggi dan terendah selama sejumlah periode tertentu. Garis ini dihitung dengan menambahkan titik tertinggi dan terendah dan membaginya dengan dua. Rata-rata bergerak (MA) berbeda. Garis ini menjumlahkan harga penutupan sejumlah periode tertentu dan kemudian membaginya dengan jumlah periode. Kijun Line 26 periode dan MA 26 periode akan menghasilkan nilai yang berbeda, dan karenanya memberikan informasi yang berbeda kepada para pedagang.
Keterbatasan Penggunaan Kijun Line
Kecuali jika ada tren yang sangat kuat, Kijun Line akan sering muncul di dekat harga. Jika Kijun Line sering berpotongan atau di dekat harga, garis tersebut tidak begitu berguna untuk membantu menilai arah tren.
Hal yang sama berlaku untuk persilangan dengan Garis Tenkan. Jika harga memiliki tren yang kuat, sinyal persilangan mungkin cukup menguntungkan. Namun, banyak sinyal persilangan tidak akan menguntungkan jika harga gagal mengikuti tren persilangan.
Kijun Line bersifat reaksioner, karena menunjukkan apa yang telah dilakukan harga di masa lalu. Tidak ada kualitas prediktif yang melekat dalam perhitungan indikator.
Kijun Line idealnya digunakan bersama dengan elemen lain dari indikator Ichimoku Cloud, bersama dengan aksi harga dan indikator teknis lainnya.