Harga minyak mentah WTI naik ke atas level $65 per barel, setelah sebelumnya sempat turun tajam. Kenaikan ini terjadi lantaran para investor mulai mempertimbangkan seberapa lama gencatan senjata antara Iran dan Israel akan bertahan.
Laporan awal dari intelijen AS mengungkapkan bahwa serangan terbaru Amerika Serikat terhadap tiga lokasi nuklir Iran hanya berhasil menunda program nuklir Teheran selama beberapa bulan. Hal ini kembali menimbulkan kekhawatiran terkait potensi kembalinya konflik di kawasan tersebut.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh AS juga dinilai rapuh, karena kedua pihak saling menuduh telah melakukan serangan tak lama setelah perjanjian itu berlaku.
Sementara itu, sebuah data mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu turun sebesar 4.28 juta barel – jauh lebih besar dari perkiraan turun 0.6 juta barel. Ini merupakan penurunan mingguan keempat secara berturut-turut dan yang keenam dalam delapan minggu terakhir, yang mengindikasikan adanya pengetatan pasokan.
Meskipun demikian, Badan Energi Internasional (IEA) masih menyimpan cadangan darurat sebesar 1.2 miliar barel, dan beberapa negara anggota OPEC+ dikabarkan mulai meningkatkan produksi dengan kapasitas cadangan yang masih tersedia.