Harga emas turun ke sekitar level $3330 per troy ons setelah sempat naik lebih dari 1% pada perdagangan hari sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh meredanya risiko geopolitik yang membuat daya tarik emas sebagai aset safe haven meredup.
Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (1 Juli) kemarin mengatakan Israel telah menyetujui gencatan senjata selama 60 hari di Gaza, dan memperingatkan Hamas agar menerima kesepakatan tersebut sebelum situasi memburuk.
Sementara itu, pelemahan mata uang Dolar AS berhasil membatasi penurunan harga emas, terutama di tengah adanya kekhawatiran terhadap kondisi fiskal dan kebijakan perdagangan AS. Senat AS baru-baru ini telah mengesahkan rancangan undang-undang terkait pajak dan pengeluaran yang diusulkan oleh Trump, dan telah mengirimkan kembali RUU tersebut ke DPR. Sebagai informasi, RUU tersebut diperkirakan akan membuat utang pemerintah AS naik sebesar $3.3 triliun.
Trump juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pembicaraan perdagangan antara AS dan Jepang, bahkan mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 35% terhadap impor dari Jepang.
Dari sisi kebijakan moneter, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan The Fed akan bersabar dalam menurunkan suku bunga, namun tidak menutup kemungkinan untuk memangkas suku bunga pada bulan ini. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperkirakan pemangkasan suku bunga akan terjadi paling lambat bulan September.
Kini, para investor akan menantikan rilis data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada pekan ini, di mana data payroll yang dirilis pada hari Kamis (3 Juli) besok akan menjadi sorotan utama para investor untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter The Fed di masa mendatang.
