Harga minyak mentah WTI turun ke bawah level $67 per barel setelah persediaan minyak mentah AS dilaporkan naik, sehingga menimbulkan kekhawatiran seputar prospek permintaan minyak dari AS – salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.
Persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu dilaporkan naik sekitar 3.85 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan turun sekitar 2 juta barel. Sebagai informasi, ini adalah kenaikan terbesar dalam kurun tiga bulan terakhir.
Tekanan terhadap harga minyak juga datang dari rencana OPEC+, yang dilaporkan akan menaikkan produksi minyaknya sebesar 411,000 barel per hari (bph) mulai bulan Agustus. Jika terwujud, total kenaikan produksi minyak OPEC+ pada tahun 2025 akan mencapai 1.78 juta bph – setara dengan lebih dari 1.5% dari total permintaan minyak global.
Sebelumnya, harga minyak sempat melonjak lebih dari 3% pasca Iran menghentikan kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB. Meski keputusan tersebut belum berdampak terhadap pasokan minyak, namun hal tersebut meningkatkan risiko geopolitik.
Selain itu, pengumuman kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Vietnam juga turut mendongkrak harga minyak. Kesepakatan ini berhasil mengurangi tensi seputar perang dagang dan meningkatkan optimisme terhadap kesepakatan lainnya sebelum batas waktu pekan depan.