Sebelum kamu benar-benar terjun ke dunia trading, ada satu hal penting yang harus kamu pahami: arah pergerakan harga atau tren. Kesalahan dalam membaca tren bisa jadi awal dari serangkaian kerugian yang sebenarnya bisa dihindari. Makanya, pembahasan soal tren ini sangat penting buat kamu yang ingin serius menekuni aktivitas trading. Nah, melalui penjelasan ini, kamu akan memahami jenis-jenis tren yang ada, cara mengenalinya, serta bagaimana cara menggambar trendline yang baik dan benar.
Apa Itu Trendline dan Mengapa Penting?
Trendline adalah salah satu alat yang paling umum digunakan dalam analisis teknikal. Meskipun bentuknya hanya garis sederhana, trendline punya peran besar dalam membantu trader membaca arah pasar. Bahkan bisa dibilang, trading yang mengikuti arah tren cenderung memiliki peluang lebih besar untuk sukses. Sayangnya, ada banyak trader yang justru meremehkan atau salah menggambarnya.
Kalau kamu bisa menarik trendline dengan cara yang benar, garis ini bisa menjadi alat analisis yang sangat powerful, sebanding dengan metode teknikal lainnya seperti support dan resistance. Jadi, jangan anggap remeh. Pahami betul cara menggambarnya dan kenali dulu tren yang sedang berlangsung sebelum kamu mulai bermain garis-garisan ini.
Jenis-Jenis Tren yang Harus Kamu Tahu
Sebelum menggambar trendline, tentu kamu harus tahu dulu tren apa yang sedang terjadi. Secara umum, tren dalam pergerakan harga dibagi menjadi tiga: tren naik, tren turun, dan tren mendatar. Mari kita bahas satu per satu.
Tren Naik (Uptrend)

Tren naik terjadi saat harga terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Tapi bukan sekadar naik sekali dua kali ya—ada syarat yang harus dipenuhi agar bisa disebut tren naik. Kamu perlu melihat adanya pola puncak (peak) yang terus meninggi, serta lembah (trough) yang juga makin tinggi. Setidaknya harus ada dua puncak dan dua lembah yang posisinya lebih tinggi dari sebelumnya untuk bisa disebut uptrend. Kalau baru satu kali naik, itu belum tentu tren.
Tren Turun (Downtrend)

Kebalikannya dari tren naik, tren turun berarti harga cenderung bergerak ke bawah. Tapi lagi-lagi, jangan buru-buru menyimpulkan. Harus ada pola di mana puncak dan lembah terus menurun. Jadi, minimal harus terlihat dua puncak dan dua lembah yang semakin rendah. Kalau harga baru sekali jatuh, belum tentu itu sudah jadi downtrend.
Tren Mendatar (Sideways)

Nah, kalau yang satu ini cukup unik. Disebut tren mendatar kalau harga bergerak dalam rentang yang sempit, tanpa kecenderungan naik atau turun secara signifikan. Jadi, harga memang naik turun, tapi masih dalam batas tertentu. Pada kondisi ini, kita tidak bisa melihat pola puncak atau lembah yang meningkat atau menurun secara konsisten. Bisa dibilang pasar sedang bingung, belum memilih arah.
Cara Menggambar Trendline yang Benar
Setelah kamu bisa mengenali tren yang sedang berlangsung, barulah kamu bisa mulai menggambar trendline. Caranya simpel kok.

- Untuk uptrend, tarik garis dari dua titik lembah yang semakin tinggi. Garis ini nantinya berfungsi sebagai support.
- Untuk downtrend, hubungkan dua titik puncak yang semakin rendah. Dalam hal ini, trendline berperan sebagai resistance.
- Untuk tren mendatar, kamu bisa menggambar dua garis horizontal: satu di bagian atas yang menghubungkan puncak-puncak, dan satu lagi di bawah yang menyambungkan lembah-lembah.
Sampai sini, kamu mungkin sadar kalau sebenarnya menggambar trendline itu nggak ribet. Tapi anehnya, masih banyak trader yang malah bingung atau salah dalam melakukannya. Padahal, trendline bisa jadi alat analisis yang sangat berguna kalau digunakan dengan benar.
Perubahan Tren dan Trendline
Dalam pergerakan pasar, sangat mungkin terjadi pergantian tren. Misalnya, setelah mengalami uptrend, harga bisa saja berbalik arah menjadi downtrend, atau sebaliknya. Karena itu, penting buat kamu untuk selalu memperbarui trendline yang kamu gambar. Dengan memantau perubahan tren, kamu bisa menyesuaikan strategi trading yang lebih sesuai dengan kondisi pasar saat itu.
Hal-Hal yang Harus Kamu Perhatikan Saat Menggambar Trendline
Ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan supaya trendline yang kamu buat benar-benar bisa membantu analisis kamu:
- Minimal dua titik: Untuk menggambar trendline, kamu butuh setidaknya dua titik puncak atau lembah. Tapi agar trendline tersebut benar-benar valid, dibutuhkan titik ketiga sebagai konfirmasi.
- Kemiringan garis: Semakin curam trendline yang kamu buat, maka kemungkinan garis tersebut akan lebih mudah ditembus dan kekuatannya menurun.
- Jumlah titik: Semakin banyak titik yang bisa dihubungkan oleh trendline, semakin kuat validitas garis tersebut.
- Jangan dipaksakan: Kalau kamu kesulitan menggambar trendline yang valid, jangan dipaksakan. Kadang kondisi pasar memang tidak membentuk tren yang jelas. Lebih baik kamu mencari pendekatan analisis lainnya daripada memaksakan garis yang nggak sesuai.