Di dunia trading, terutama di pasar keuangan seperti forex, saham, atau kripto, pergerakan harga jarang sekali berlangsung lurus tanpa jeda. Harga kerap naik atau turun, lalu berhenti sejenak dan berbalik arah sebelum melanjutkan tren utamanya. Nah, bagian dari pergerakan ini disebut sebagai “retracement” atau koreksi.
Salah satu alat paling populer untuk menganalisis momen koreksi ini adalah Fibonacci retracement. Alat ini bisa membantu kamu untuk menemukan titik-titik potensial di mana harga mungkin akan memantul kembali dan melanjutkan arah utamanya. Menarik, kan?
Sekilas tentang Fibonacci dan Deret Ajaibnya
Sebelum membahas lebih jauh tentang aplikasinya dalam trading, ada baiknya kamu mengenal dulu siapa sosok di balik nama “Fibonacci” ini. Dia adalah seorang matematikawan asal Italia yang hidup di abad ke-12, bernama lengkap Leonardo Fibonacci.
Fibonacci menciptakan deret angka yang unik, yang ternyata banyak muncul di alam—mulai dari jumlah daun bunga, pola spiral cangkang, hingga bentuk galaksi. Deret itu dimulai dari angka 0 dan 1, lalu setiap angka berikutnya adalah hasil penjumlahan dua angka sebelumnya: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dan seterusnya.
Dari deret ini muncul rasio-rasio ajaib yang sering kita temukan dalam struktur alami. Yang paling terkenal adalah rasio 1:1.618, yang disebut golden ratio. Dalam trading, kita tidak memakai semua angka dalam deret tersebut, tapi mengambil persentase retracement berdasarkan perbandingan angka-angkanya. Rasio-rasio inilah yang menjadi dasar dari alat Fibonacci retracement.
Tidak Perlu Hitung Sendiri, Gunakan Saja Tool-nya!
Kabar baiknya, kamu nggak perlu pusing-pusing menghitung rasio Fibonacci secara manual. Tools modern seperti MetaTrader sudah menyediakan alat Fibonacci retracement yang tinggal klik dan tarik saja. Sangat praktis!
Kamu bisa menggunakan alat ini untuk menentukan area potensial sebagai titik support (penahan penurunan harga) maupun resistance (penahan kenaikan harga). Alat ini paling bermanfaat ketika pasar sedang berada dalam tren tertentu, baik tren naik (uptrend) maupun tren turun (downtrend).
Cara Menggunakan Fibonacci Retracement
Langkah pertama sebelum menarik garis Fibonacci adalah mengenali titik tertinggi (swing high) dan titik terendah (swing low) dari pergerakan harga yang sedang berlangsung. Ini penting, karena dari sinilah kamu akan menentukan dari mana sampai ke mana garis retracement akan ditarik.
Kalau pasar sedang naik (uptrend), tarik garis dari swing low ke swing high.

Sebaliknya, kalau pasar sedang turun (downtrend), tarik dari swing high ke swing low.

Setelah ditarik, kamu akan melihat beberapa garis horizontal di chart. Garis-garis itu menandai level-level Fibonacci yang umum digunakan, yaitu:
- 0.0%
- 23.6%
- 38.2%
- 50.0%
- 61.8%
- 76.4%
- 100.0%
Level-level inilah yang menjadi titik acuan untuk mengamati potensi pembalikan harga.
Menentukan Area Buy dan Sell Berdasarkan Fibonacci
Saat kamu menggunakan Fibonacci retracement, sebenarnya kamu sedang mengamati kemungkinan harga akan memantul (rebound) di level tertentu. Kalau kamu sedang dalam tren naik, maka kamu akan mencari peluang untuk membeli (buy) di area support. Sebaliknya, kalau tren sedang turun, kamu akan mencari peluang untuk menjual (sell) di area resistance.
Level yang sering digunakan sebagai area untuk mengamati potensi entry adalah:
- 38.2%
- 50.0%
- 61.8%
Di area inilah sering terjadi pantulan harga yang bisa dimanfaatkan sebagai sinyal untuk masuk posisi.

Strateginya serupa dengan swing trading, di mana kamu menunggu harga melakukan pullback ke level referensi, lalu melihat apakah ada tanda-tanda harga akan memantul dan kembali melanjutkan tren sebelumnya. Tapi ingat, kamu belum perlu ribet dengan sinyal konfirmasi. Fokus saja dulu mengamati bagaimana harga bereaksi di area retracement.
Strategi Buy
Misalnya kamu sedang mengamati pasangan mata uang GBP/USD yang sedang dalam kondisi tren naik. Kamu menarik garis Fibonacci dari titik rendah di 1.59445 ke titik tinggi di 1.60630.

Dari sana, terlihat bahwa area referensi berada di antara tiga level utama:
- 38.2% di sekitar 1.60177
- 50.0% di sekitar 1.60038
- 61.8% di sekitar 1.59898
Harga kemudian bergerak turun ke area tersebut. Kamu sabar menunggu apakah harga akan memantul. Setelah diuji beberapa kali, ternyata level 1.59898 menjadi batas kuat di mana harga tidak mampu menembus ke bawah. Candle selalu ditutup di atas level ini.

Inilah momen yang tepat untuk membuka posisi buy, misalnya di dekat level 1.60038. Targetnya adalah kembali ke swing high di 1.60630. Tapi tentu saja, kamu tetap perlu punya exit plan alias batas kerugian (stop loss), yang bisa ditempatkan di bawah level 61.8% atau bahkan di dekat 100.0% tergantung dari strategi dan toleransi risiko kamu.
Mengapa ada dua exit point? Karena saat harga menembus 76.4%, itu sering jadi sinyal awal bahwa tren bisa berubah arah. Kalau kamu tipe trader yang hati-hati, bisa langsung keluar di titik ini. Tapi kalau kamu cukup yakin dan punya modal kuat, bisa tetap bertahan sampai harga benar-benar menembus 100.0%.

Dan benar saja, setelah kamu masuk posisi, harga kembali naik dan menyentuh target. Strategi buy kamu sukses besar!
Strategi Sell
Sekarang bayangkan kamu sedang mengamati EUR/USD dan tren-nya sedang turun. Maka strategi yang kamu gunakan adalah strategi sell.

Kamu menarik garis Fibonacci dari titik tertinggi ke titik terendah. Hasilnya, kamu dapat area resistance di level:
- 38.2% di 1.37461
- 50.0% di 1.38228
- 61.8% di 1.38995

Harga kemudian naik perlahan (pullback) dan memasuki area ini. Tapi ternyata harga gagal menembus level 61.8% dan mulai turun, bahkan menembus kembali level 50.0%. Ini jadi sinyal bahwa kamu boleh mempertimbangkan membuka posisi sell, dengan target di level paling bawah, yaitu 1.34980.

Lagi-lagi, kamu siapkan exit point untuk berjaga-jaga. Kalau harga justru menembus ke atas area resistance, maka kamu bisa keluar dengan kerugian minimal. Tapi jika strategi kamu tepat, seperti contoh ini, harga benar-benar berbalik turun dan menyentuh target. Rasanya seperti menang undian!
Tantangan dan Tips
Meskipun terlihat sederhana, praktiknya tidak selalu semudah itu. Tantangan utama dalam penggunaan Fibonacci retracement adalah bagaimana kamu menentukan titik swing high dan swing low secara akurat. Ini membutuhkan latihan dan pengalaman.
Selain itu, kesabaran juga sangat penting. Jangan buru-buru masuk hanya karena harga mendekati level retracement. Tunggu hingga kamu melihat reaksi harga yang menunjukkan bahwa pantulan benar-benar terjadi. Ini bisa berupa candlestick pattern, volume yang menguat, atau sinyal lain yang mendukung.
Kesimpulan
Fibonacci retracement bukanlah alat ajaib yang bisa menjamin keberhasilan setiap saat. Namun, ia sangat berguna sebagai panduan untuk menentukan area-area penting dalam chart.
Kalau kamu bisa menggabungkannya dengan pemahaman tren, manajemen risiko yang baik, serta pengendalian emosi, maka Fibonacci bisa menjadi salah satu alat terbaik dalam kotak senjatamu sebagai seorang trader.
Seiring waktu, kamu akan semakin jeli dalam mengenali pola dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Ingat, tidak ada yang instan dalam dunia trading. Tapi dengan ketekunan dan pemahaman yang mendalam, kamu bisa memaksimalkan potensi dari setiap peluang.